Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pertama Kali Sejak Juli, Minyak Ditutup di Atas US$ 50

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah Amerika Serikat pada Selasa, 7 Juni 2016 ditutup di atas US$ 50 per barel untuk pertama kalinya sejak Juli karena pengetatan pasokan dan pelemahan lebih lanjut dolar AS mendorong komoditas-komoditas utama.

Kenaikan harga hingga melampaui US$ 50 per barel menandai pemulihan dramatis dari Januari dan Februari, ketika minyak mentah terjun bebas menjadi hampir US$ 25  per barel. Saat itu harga minyak mencapai posisi terendah yang tidak terlihat sejak 2003 dan mengirim gelombang kejut ke seluruh industri minyak, yang telah memaksa pemutusan hubungan kerja besar-besaran dan banyak kebangkrutan.

Tetapi harga masih jauh di bawah tingkat US$ 100 selama lebih dari dua tahun lalu, sebelum realisasi kelebihan pasokan global yang besar dan pelambatan pertumbuhan ekonomi melanda pasar minyak mentah dunia.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Juli naik 67 sen menjadi berakhir di US$ 50,36 per barel di New York Mercantile Exchange, menutup reli dari level rendah US$ 25 per barel pada Februari.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 89 sen menjadi menetap di US$ 51,44  per barel, mencapai titik tertinggi 2016 untuk sesi kedua berturut-turut.

Harga minyak secara umum telah bergerak lebih tinggi sejak awal April dan menjadi kian cepat naik bulan lalu, akibat gangguan pasokan karena kebakaran hutan di Kanada dan serangan militan terhadap fasilitas minyak Nigeria.

Itu telah menggeser dinamika pasar yang mulai jatuh dari US$ 100 per barel pada pertengahan 2014 akibat lonjakan pasokan di Amerika Serikat, didorong oleh revolusi fracking, dan keputusan berulang Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menentang pengurangan produksi.

Para analis mengatakan ketidakpastian yang sedang berlangsung tentang prospek produksi minyak Nigeria memperkuat pasar minyak.

Para pemimpin pemerintahan dan militer Nigeria bertemu dengan para gubernur negara bagian penghasil minyak setelah mengumumkan rencana perundingan perdamaian dengan gerilyawan yang telah berulang kali menyerang jaringan pipa dan instalasi minyak sehingga mengurangi produksi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Serangan-serangan gerilyawan telah memangkas produksi minyak Nigeria menjadi 1,6 juta barel per hari, jauh di bawah 2,2 juta barel per hari yang dianggarkan, menumpuk tekanan lebih lanjut pada perekonomian yang sangat terpukul akibat krisis pasar minyak mentah.

"Hilangnya pasokan dari Nigeria sangat penting pada beberapa perhitungan," kata Bjarne Schieldrop, kepala analis di Commodities SEB Markets.

"Pertama, itu tentu saja membantu memperketat pasar. Kedua, minyak mentah Nigeria jenisnya light dan sweet, dengan demikian kualitasnya sebanding dengan minyak mentah Brent.

"Para analis mengatakan kenaikan harga minyak juga didorong oleh penurunan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama lainnya setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen pada Senin menekankan bahwa kenaikan suku bunga akan dilakukan secara bertahap setelah laporan ketenagakerjaan yang sangat lemah pada Jumat lalu.

Pelemahan dolar dapat meningkatkan permintaan untuk minyak mentah, yang dijual di pasar global dalam mata uang AS.

"Bagian yang baik dari apa yang kami lihat selama beberapa hari terakhir adalah reaksi terhadap antisipasi Fed tidak akan mengubah suku bunganya dan itu mendorong dolar lebih lemah," kata James Williams dari WTRG Economics sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 jam lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani TEMPO/Tony Hartawan
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.


Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

7 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.


Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

7 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.


Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

8 hari lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.


Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

8 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.


Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.


Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?


Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?


Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Petugas mengganti papan harga SPBU jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta, Sabtu 3 September 2022. Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?


Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.