TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjamin stok kebutuhan pangan di Jawa Tengah aman. Dia menyampaikan hal ini saat melakukan inspeksi mendadak di Pasar Johar, Senin petang, 6 Juni 2016.
“Saya dengan BI (Bank Indonesia) dan pemerintah provinsi datang bareng melihat (kondisi pasar), stok aman,” katanya setelah melihat keadaan pasar dan berdialog langsung dengan para pedagang.
Dia penasaran mengapa ada kecenderungan harga naik di pasar. “Ternyata dari sana (pusat) sudah begitu. Akan kita cek ke hulu,” katanya.
Berdasarkan hasil survei langsung di lapangan yang dicocokkan dengan Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SiHati), kenaikan harga kebutuhan pokok masih bisa ditoleransi atau masih dalam batas wajar. SiHati dikelola Tim Pengendali Inflasi Daerah Jawa Tengah.
Ganjar mengatakan hasil pantauan langsung itu akan dikaji untuk diketahui apakah ada sentimen harga yang dimainkan para pelaku pasar. Namun dia memperkirakan kenaikan harga terjadi karena sentimen psikologis menjelang Ramadan. “Mudah-mudahan (pedagang) tidak menaikkan (harga) untuk kepentingan individu,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia, yang juga anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah, Iskandar Simorangkir, mengatakan data menunjukkan harga kebutuhan pokok masih relatif wajar. “TPID melakukan inspeksi mendadak untuk memastikan harga dalam kondisi stabil,” katanya.
Dia melihat, harga tertinggi saat ini masih didominasi oleh daging sapi. Namun dia memastikan kondisi ini tidak berlangsung lama karena sudah ada pasokan sapi yang siap dipotong. “Stok sudah cukup. Di Jawa Tengah, harga wajar kurang dari 5 persen. Tak ada penumpukan (penimbunan) berlebihan,” tutur Iskandar.
Di situs pemantauan harga SiHati, rata-rata kebutuhan pangan naik 2,77 persen. Kenaikan harga ini terjadi karena proses mekanisme pasar, yaitu ada penawaran dan transaksi saat memasuki bulan puasa.
Iskandar akan menggelar operasi pasar bila kenaikan harga sudah berada di zona merah dengan indikasi 10-15 persen. “Lebih dari itu, kami curiga (ada) penumpukan. Selama ini, 2 persen,” ucapnya.
Tercatat hanya gula pasir yang mengalami kenaikan harga tertinggi, yakni sekitar 6,44 persen. Inflasi diperkirakan berkisar 0,2-0,3 selama bulan Ramadan atau stabil dan lebih rendah dari Jakarta yang mencapai 0,4 persen.
EDI FAISOL