TEMPO.CO, Brebes - Muhammad Subhan, 44 tahun, petani bawang merah di Brebes, Jawa Tengah, tak habis pikir, harga bawang merah bertengger di level Rp 40 ribu. Namun keuntungannya tak seberapa.
Pertengahan Maret 2016, dia menanam bawang di lahan seluas seperempat hektare, di Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba. Saat itu, harga benih sudah mulai melonjak, yakni Rp 35–40 ribu. Di lahan seluas itu, dia menanam bibit benih sekitar tiga kuintal. “Pokoknya modal seluruh saya menanam sekitar Rp 15 juta,” ujar Subhan kepada Tempo, Senin, 30 Mei 2016.
Subhan sumringah ketika panen tiba pada akhir Mei 2016. Dia membayangkan harga bawang di pasaran saat itu masih tinggi, yakni Rp 40 ribu per kilogram. Produktivitas panennya saat itu menurun sekitar delapan kuintal per seperempat hektare, karena cuaca panas yang cukup panjang. Saat itu, dia berencana menjual seharga Rp 25-27 ribu per kilogram. Paling tidak dia untung sekitar Rp 6 juta. Namun, dia tiba-tiba tertunduk lesu ketika mendengar harga bawang di tingkat petani turun menjadi Rp 18-20 ribu per kilogram. “Kalau dijual sekitar Rp 16 juta. Untungnya tidak seberapa,” ujarnya.
Kondisi lebih parah dialami Erna, 40 tahun. Petani asal Desa Tengki, Kecamatan Brebes, itu mengaku mengeluarkan modal hampir Rp 30 juta, untuk menanam bawang di lahan seluas setengah hektare. Namun karena hasil panen buruk, dia hanya bisa menjual bawangnya sekitar Rp 12 juta. “Kami sisakan empat kuintal untuk benih,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Bawang Indonesia (ABMI) Juwari mengakui banyak petani yang tidak menikmati hasil panen di saat harga bawang yang tinggi. Idealnya, kata dia, untuk menanam bawang di lahan seluas satu hektare, petani harus mengeluarkan modal sekitar Rp 90 juta. Jika hasil panen bagus, produktivitas bisa mencapai sembilan ton per hektare. “Jika harganya Rp 17 ribu, maka bisa dijual Rp 170 juta. Keuntungannya bisa berlipat,” katanya.
Namun, karena cuaca yang tidak menentu, produktivitas panen menurun drastis. Apalagi, saat ini pemerintah berencana membuka keran impor bawang merah sebesar 2.500 ton. Dia khawatir masuknya bawang impor di pasaran membuat harga bawang merah di tingkat petani turun drastis.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Brebes Sodikin mengatakan harga bawang di tingkat petani saat ini masih tergolong mahal. Pantauan Dinas melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL), harga bawang di tingkat petani masih Rp 20-22 ribu per kilogram. Jumlah itu masih jauh di atas break even point (BEP). “Artinya ketika petani menjual dengan harga segitu masih untung. BEP harusnya Rp 13-15 ribu, dengan keuntungan Rp 3-5 ribu per kilogram,” ujar Sodikin.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ