TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menyatakan sedikitnya lima masalah masih menjadi kendala di sektor pertanian sehingga diperlukan optimalisasi sumber daya terpadu.
Surachman, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, menuturkan pihaknya meluncurkan Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu melalui Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan guna mengatasi masalah pertanian. Kendala itu ditambah dengan persoalan ekonomi di era global.
Surachman menuturkan lima masalah pertanian yang dihadapi adalah alih fungsi dan fragmentasi lahan pertanian; rusaknya infrastruktur/jaringan irigasi; makin berkurang dan mahalnya upah tenaga kerja pertanian; masih tingginya susut hasil; dan belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih sesuai rekomendasi spesifik lokasi.
Dia menuturkan selama ini petani seakan berjalan dalam kesendirian dan merasa terpinggirkan. Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu, sambungnya, merupakan salah satu solusi yang tepat untuk menggugah kembali semangat semua pihak agar peduli.
"Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu dilaksanakan melalui penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani baik poktan dan gapoktan, kelembagaan ekonomi petani atau badan usaha milik petani dalam bentuk koperasi pertanian yang didampingi dan dikawal oleh penyuluh secara teratur," kata Surachman dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (11 Maret 2016).
Dengan gerakan itu, sambungnya, akan menjadi tonggak untuk mewujudkan kembali kejayaan sektor pertanian menuju kedaulatan pangan. Tak hanya itu, sambungnya, namun juga diharapkan untuk terus bergulir sejalan dengan semangat gerak dan etos petani di Indonesia.