TEMPO.CO, Jakarta - CSE Aviation memberi nilai rendah kepada Bandara Soekarno-Hatta sebagai salah satu bandara dengan performa yang kurang baik. “Dalam pemberian ranking itu, kami melihat semua kejadian, dari security hingga safety. Kejadian di Soekarno-Hatta paling banyak,” kata Vice Chairman CSE Aviation Samudra Sukardi kepada Tempo, Kamis, 14 Januari 2016.
Berdasarkan hasil penelitian CSE Aviation, nilai Bandara-Soekarno Hatta sebesar 64,44 persen. Nilai itu membuatnya berada pada posisi paling bawah dari total delapan bandara di Indonesia. “Cara penanganan dan action plan setelah kejadian, lalu terulang, juga merupakan satu faktor. Kejadian 2015, ada orang bisa masuk landasan, security tidak benar,” ujarnya.
adapun Bandara Kualanamu, Medan, dinilai sebagai bandara dengan jumlah penanganan kejadian lebih baik, dengan nilai 90,83 persen. “Kualanamu tidak pernah ada kejadian dan masih baru,” tuturnya. “Jumlah penanganan juga bagus dibanding yang lain.”
Di bawah Bandara Kualanamu, CSE Aviation menempatkan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada urutan kedua dengan nilai 90,67 persen. Selanjutnya, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, memperoleh nilai 90,33 persen. Di urutan keempat, bandara di Surabaya, Jawa Timur, yakni Juanda, mendapat nilai 90 persen.
Kemudian Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, menempati posisi kelima, dengan perolehan 87,50 persen. Sedangkan hasil yang berbeda tipis diperoleh Bandara Sentani, Papua, dengan 86,67 persen. Di urutan ketujuh, tepat di atas Bandara Soekarno-Hatta, adalah Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, yang memperoleh 83,67 persen.
FRISKI RIANA