TEMPO.CO, Jakarta - Hasil investigasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi menemukan perintah pilot yang membingungkan sesaat sebelum terjadi kecelakaan Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura. Pilot mengucapkan pull down kepada kopilot, perintah yang tidak ada dalam standar pengoperasian pesawat.
Namun Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo mengatakan kesalahan ucapan bisa terjadi saat orang menghadapi situasi krisis. "Kalau sudah kondisi kritis, orang ngomong kan bisa salah," katanya dalam konferensi pers, Kamis, 3 Desember 2015, di Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Pada cockpit voice recorder (CVR), KNKT menemukan pilot mengucapkan pull down saat berkomunikasi dengan kopilot untuk menaikkan pesawat. Perintah itu diberikan pilot saat pesawat yang awalnya berada pada ketinggian 32 ribu kaki mendadak naik ke ketinggian 38 ribu kaki. Seharusnya yang diucapkan pilot adalah push down.
Ucapan pull down itu dinilai membingungkan. Sebab, di satu sisi, pull bermakna menarik setir ke atas yang membuat pesawat makin menanjak, sementara down berarti turun. Atas temuan itu, KNKT merekomendasikan kepada Indonesia AirAsia agar meningkatkan standard call outs pada seluruh fase penerbangan. Tujuannya agar tidak terjadi salah pengertian antara pilot dan kopilot selama penerbangan.
Rekomendasi KNKT tersebut ditindaklanjuti Kementerian Perhubungan. Suprasetyo mengatakan pihaknya akan mewajibkan penambahan sesi pelatihan terkait dengan keterampilan terbang secara manual. Peningkatan frekuensi pelatihan ini khususnya pada upset recovery dari awalnya 12 bulan sekali menjadi 6 bulan sekali. "Penambahan sesi ini untuk keterampilan terbang secara manual dan standard call outs yang mengacu pada FCOM," ujar Suprasetyo.
AMIRULLAH