Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemarau, Tenaga Kerja Sektor Pertanian Anjlok 18 Persen

image-gnews
Lahan pertanian di tengah kota, di Cempaka Putih, Jakarta, 1 Juni 2015. Menurut Badan Pusat Statistik, petani yang beralih profesi mencapai 500 ribu rumah tangga setiap tahun. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Lahan pertanian di tengah kota, di Cempaka Putih, Jakarta, 1 Juni 2015. Menurut Badan Pusat Statistik, petani yang beralih profesi mencapai 500 ribu rumah tangga setiap tahun. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian di Jawa Barat. “Terjadi penurunan signifinan di lapangan usaha pertanian sekitar 725 ribu orang, atau turun 18,99 persen,” kata Kepala Bidang Statistis Sosial BPS Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani di Bandung, Kamis, 5 November 2015.

BPS mencatat penyerapan tenaga kerja sektor pertanian pada Agustus 2015 hanya 3,09 juta orang, setahun sebelumnya pada Agustus 2014 3,82 juta orang. Jumlah penyerapannya juga masih lebih rendah dibandingkan serapan tenaga kerja sektor pertanian pada Agustus 2013 yang mencapai 3,8 juta orang.

Menurut Dyah, sektor pertanian sendiri berada di urutan tiga besar penyerap tenaga kerja di Jawa Barat. Dari 18,79 juta orang penduduk yang bekerja, 16,47 persen berada di sektor pertanian. Sektor usaha perdagangan yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Jawa Barat yakni mengambil porsi 27,15 persennya, disusul sektor industri 21 persen.

Dyah mengatakan, BPS menduga penurunan serapan tenaga kerja di sektor pertanian yang dipotret pada Agustus 2015 itu akibat pengaruh kemarau panjang yang menyebabkan luas panen turun. “Sekarang ini agak lebih tinggi karena kemarau,” kata dia.

Menurut Dyah, tenaga kerja yang asalnya bekerja di sektor pertanian mayoritas beralih ke sektor lain. BPS mendapati serapan tenaga kerja sektor usaha lainnya mayoritas naik. Tertinggi misalnya di sektor lapangan usaha pedagangan naik 3,54 persen atau setara 174, 5 ribu orang. Hanya dua yang mencatatkan penurunan penyerapan tenaga kerja, selain sektor pertanian, lainnya sektor jasa kemasyarakatan perseorangan, turun 245 ribu orang, menjadi 3 juta orang di bulan Agusgtus 2015.

Dyah mengatakan, penurunan serapan tenaga kerja di sektor pertanian itu berimbas pada turunnya jumlah penduduk bekerja di Jawa Barat. BPS mendapati, jumlah penduduk bekerja di Jawa Barat Agustus 2015 hanya 18,79 juta orang, sementara pada Agustus 2014 jumlahnya 19,23 juta orang. “Mereka yang bekerja mengalami penurunan hampir 440 ribu orang,” kata dia.

Menurut Dyah, saat membedah hasil survei BPS, diperoleh mayoritas tenaga kerja sektor pertanian yang pria memilih bekerja di tempat lain, sementara tenaga kerja perempuan di sektor itu memilih tidak bekerja. “Setelah tidak bekerja, tenaga kerja perempuan ini dominan menjadi ibu rumah tangga,” kata dia.

Dyah mengatakan, sebagian tenaga kerja sektor pertanian juga tercatat sebagai penganggur. BPS mencatat jumlah pengangguran di Jawa Barat dalam setahun ini naik 19.678 orang. BPS mencatat jumlah pengaguran pada Agustus 2015 mencapai 1,794 juta orang, sementara pada Agustus 2014 jumlah pengangguran 1,775 juta orang.

BPS mencatat komposisi penduduk bekerja paling banyak berstatus sebagai karyawan atau buruh yakni 46,24 persen setara 8,69 juta orang. Selebihnya berusaha sendiri 3,4 juta orang (18,15 persen), dan bekerja bebas 2,75 juta orang (14,64 persen). Jumlah pekerja yang statusnya dibantu buruh tetap menempati porsi terkecil yakni 633 ribu orang (3,37 persen).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Awal bulan ini, BPS merilis Angka Ramalan (ARAM) II produksi padi Jawa Barat 2015, yakni hanya 11.76.917 ton Gabah Kering Giling atau setara 7.012.398 ton beras. “Mengalami penurunan 4,02 persen dibandingkan tahun 2014,” kata Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jawa Barat Ruslan saat dihubungi Tempo, Senin, 2 November 2015.

Ruslan mengatakan kondisi kekeringan menjadi penyebab penurunan produksi padi Jawa Barat tahun ini. “Produksi padi Januari sampai April bagus, pada Mei-Agustus mulai terjadi bencana kekeringan yang berdampak luas terhadap produksi,” katanya.

Menurut Ruslan, sepanjang Mei-Agustus tahun ini, dari 122 ribu hektare lahan sawah yang mengalami kekeringan, sedikitnya 42 ribu hektare mengalami puso atau gagal panen. "Produksi padi Jawa Barat masih tertolong dengan naiknya provitas padi hingga 2 persen."

BPS memperkirakan luas panen tahun ini 1,85 juta hektare, turun 6,47 persen setara 128 ribu hektare dibandingkan dengan luas tanam 2014 seluas 1,979 juta hektare. Sementara produktivitas padi naik 2,62 persen. “Produktivitas naik, tapi penurunan luas panen tidak bisa terhindarkan dampak kekeringan,” katanya.

Ruslan menambahkan, luas tanam padi pada periode September-Desember 2015 juga tidak sebagus tahun lalu. “Sekarang, posisi September-Oktober masih kekeringan, enggak ada yang tanam. Kalau ditanam juga, produksinya akan bergeser dan masuk produksi tahun depan,” kata dia.

Produksi padi Jawa Barat tiga tahun terakhir terus turun. Pada 2013, produksi padi menembus 12,08 juta ton GKG setara 7,58 juta ton beras. Tahun 2014 turun menjadi 11,64 juta ton GKG setara 7,31 juta ton beras. Sementara pada 2015 ini, produksi padi diperkirakan hanya 11,18 juta ton GKG setara 7,01 juta ton beras.

AHMAD FIKRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

15 jam lalu

Sheila on 7 saat tampil di Swara Prambanan di kawasan Candi Prambanan, 31 Desember 2023. Foto: Istimewa.
Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.


Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

4 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024. Namun nilai ekspor mengalami penurunan secara tahunan. Tempo/Tony Hartawan
Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024


Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

4 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.


Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

4 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.


BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

4 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.


BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

4 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.


Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

4 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.


Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

4 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.  Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan total nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai US$ 22,41 miliar. Tempo/Tony Hartawan
Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.


Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

10 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

15 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.