TEMPO.CO, Banyuwangi - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III dan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry menjajaki membuka rute pelayaran dari Banyuwangi ke Nusa Tenggara Barat. Rute ini dianggap akan memangkas banyak waktu perjalanan darat.
Manajer PT Pelindo III Cabang Tanjung Wangi, Bangun Swastanto, menambahkan, rute pelayaran ke NTB juga perlu dibuka karena selama ini banyak komoditas yang dikirim dari Jawa ke Indonesia timur melalui laut. "Perjalanan (darat) ke NTB bisa lebih dari 10 jam," kata Bangun kepada Tempo, Senin 19 Oktober 2015.
Perjalanan ke NTB, kata Bangun, membutuhkan waktu lama karena harus menyeberangi Selat Bali selama satu jam, perjalanan darat di Pulau Bali selama 3-4 jam, dan menyebrangi Selat Lombok selama 5 jam. Dengan pelayaran langsung dari Banyuwangi, kata dia, waktu tempuh Banyuwangi-NTB sejauh 152 mil bisa ditekan kurang dari 10 jam. Waktu tempuh yang lebih pendek diharapkan juga bisa menghemat biaya perjalanan.
Alasan lainnya, kata dia, pembukaan rute tersebut untuk mengurai antrean yang diprediksi terjadi pada awal Januari 2016. Per 31 Desember 2015, seluruh kapal barang alias landing craft tank dilarang beroperasi.
Rencananya ada dua kapal jenis roro yang dioperasikan, yakni milik PT Gelora Kaltim dan PT ASDP. PT ASDP, kata Bangun, sudah bersedia menarik satu kapal yang selama ini beroperasi di Pelabuhan Merak.
Satu kapal masing-masing akan ditempatkan di Pelabuhan Tanjung Wangi milik PT Pelindo dan Pelabuhan Ketapang yang dikelola PT ASDP. "Kami targetkan sebelum 31 Desember, rute pelayaran Banyuwangi-NTB sudah dibuka," katanya.
Selain melayani angkutan barang, kata Bangun, rute tersebut juga bisa mengangkut penumpang dengan kapasitas hingga 690 orang.
Kepala Cabang PT ASDP Pelabuhan Ketapang, Muhammad Yusuf Hadi mengatakan pihaknya masih merampungkan survei untuk memetakan potensi bisnis dari rute baru tersebut. Hasil survei ini nantinya akan menentukan berapa banyak kapal yang dibutuhkan untuk melayani pelayaran ke NTB. "Sekarang masih pendataan," kata dia.
IKA NINGTYAS