TEMPO.CO, Jakarta - Perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Eropa mendatangkan banyak manfaat karena benua itu merupakan pasar terbesar bagi produk ekspor Indonesia. Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Georg Witschel, mengatakan perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa ini berbeda dengan perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dan Cina.
“Produk-produk manufaktur dari Eropa harganya relatif mahal, sehingga orang Indonesia tidak perlu takut produk manufaktur mereka akan kalah bersaing,” ujarnya, Selasa, 6 Oktober 2015.
Baca Juga:
Seperti diketahui, perdagangan bebas antara ASEAN dan Cina menyebabkan banyak negara di kawasan Asia Tenggara mesti meningkatkan daya saingnya, mengingat produk manufaktur dari Negeri Tirai Bambu tergolong murah.
Georg Witschel menyatakan Uni Eropa merupakan kawasan yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, yakni 500 juta orang, dan tergolong makmur, sehingga Indonesia bisa mendapatkan banyak pendapatan dari sektor perdagangan jika perjanjian perdagangan bebas telah disepakati kedua pihak.
“Jangan lupa, Uni Eropa juga merupakan pasar ekspor nonmigas terbesar bagi Indonesia. Jadi, jika pasar itu dibuka lebih luas lagi, bisa mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi," ucapnya. Di samping itu, jika kesepakatan ini tercapai, produk ekspor dari Indonesia hanya dikenai tarif bea dan cukai.
BISNIS.COM