TEMPO.CO, Surakarta - Pencabutan subsidi untuk kereta ekonomi jarak jauh diyakini tidak akan mempengaruhi minat masyarakat naik kereta. Sebab, kereta memiliki banyak keunggulan dibanding moda transportasi lainnya. "Lama perjalanan bisa dipastikan karena tidak ada macet. Lalu, sudah berpendingin udara dan nyaman," kata Kepala Stasiun Purwosari, Solo, Slamet Riyanto, Kamis, 25 September 2014.
Slamet menuturkan peminat kereta ekonomi jarak jauh dari kotanya selama ini sangat tinggi. Bahkan tingkat keterisian kereta Bengawan rata-rata 90 persen. "Di akhir pekan malah sampai 100 persen, sehingga banyak masyarakat yang tidak kebagian tiket," ujarnya. (Baca: KAI Pasrah Subsidi Kereta Ekonomi Bakal Dicabut)
Karena permintaan tinggi, Slamet menyebut jarang ada pembelian tiket di loket. Biasanya, masyarakat membeli tiket jauh hari via Internet atau di agen. Pemesanan tiket dapat dilakukan 90 hari sebelum kebarangkatan.
Salah satu contoh kereta ekonomi adalah kereta Bengawan, yang diberangkatkan dari Stasiun Purwosari, Solo, pukul 15.35 WIB dan tiba di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta, pukul 00.53 WIB. Kereta ekonomi AC ini bisa mengangkut 742 penumpang. Tiket kereta Bengawan saat ini seharga Rp 50 ribu. "Kalau subsidi dihapus, bisa Rp 90 ribu harganya," kata Slamet. (Baca: Sepi Penumpang, Subsidi Kereta Ekonomi Dihapus)
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta Bambang Prayitno mengaku belum mendapat informasi ihwal rencana penghapusan subsidi untuk kereta ekonomi jarak jauh. "Kami masih menunggu kepastian dari kantor pusat," tuturnya.
Bambang berujar, secara umum, okupansi kereta ekonomi jarak jauh di wilayah kerjanya bagus. Namun dia mengaku lupa berapa persentase keterisian penumpang. "Yang jelas, cukup tinggi." (Baca: Selama Lebaran, Pemudik Kereta Naik 200 Persen)
Selain Bengawan, kereta ekonomi lain dari Daop VI adalah Progo (Yogyakarta-Jakarta), Gajah Wong (Yogyakarta-Jakarta), dan Bogowonto (Yogyakarta-Jakarta).
UKKY PRIMARTANTYO
Berita lain:
Anas Tantang Hakim dan Jaksa Bersumpah Mubahalah
Internet Bakal Diboikot, Ini Kata Menteri Tifatul
Jokowi Bela Ahok yang Ditolak FPI