TEMPO.CO, Jakarta - Kebutuhan energi Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Saat ini rata-rata pertumbuhan energi nasional tumbuh 7 persen per tahun dan pertumbuhan konsumsi listrik meningkat 9 persen per tahun.
Sayangnya, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, masyarakat kelas menengah di Indonesia sulit diajak menghemat energi di tengah keterbatasan pasokan energi nasional.
"Masyarakat kelas menengah sulit diajak hemat. Kalau saya minta hemat energi, mereka jawabnya, 'Sediakan saja energinya Pak Menteri, kami bayar kok'. Ya memang mereka mampu bayar," kata Jero saat membuka Indonesia Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Convention and Exhibition di Jakarta, Rabu, 4 Juni 2014.
Jero Wacik mengatakan paradigma hemat energi seharusnya terus dibangun karena tidak mudah untuk mendapatkan energi. Padahal, energi sangat dibutuhkan untuk kehidupan. Selain mendorong penghematan energi, Jero Wacik mengatakan pengembangan energi baru dan terbarukan bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
"Karena energi fosil akan terus berkurang, energi terbarukan jawabannya. Indonesia ini punya semua sumber energi. Ada energi panas bumi, air, dan matahari," kata Jero.
Untuk mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan, Jero menyatakan telah menaikkan harga pembelian listrik energi baru terbarukan dari pembangkit listrik panas bumi, pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan minihidro serta pembangkit listrik tenaga sampah. Dengan kenaikan harga pembelian listrik ini, diharapkan investor lebih bergairah mengembangkan potensi energi baru dan terbarukan yang ada.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita Terpopuler:
10 Langkah Menjaga Ginjal Tetap Sehat
Tri Uji Coba Teknologi LTE
Scout Willis Unggah Foto Topless Gadis Bali Kuno
Sistem Cerdas ITB Urai Kemacetan Panjang