TEMPO.CO, Jakarta - Setelah melantai di Bursa Efek Indonesia, PT Sekar Bumi Tbk semakin percaya diri. Produsen makanan olahan itu pun menargetkan nilai penjualan sebesar Rp 700 miliar hingga akhir tahun ini. Target ini meningkat 7,7 persen dari tahun lalu sebesar Rp 650 miliar.
"Untuk volume penjualan sendiri meningkat 20 persen," ujar Direktur Utama Sekar Bumi Harry Lukminto dalam paparan publik di Jakarta, Jumat 28 September 2012.
Dia mengatakan, penjualan hingga Juni 2012 sudah melampaui separuh dari target atau sebesar Rp 360 miliar. Lebih dari 90 persen disumbang dari penjualan makanan olahan dengan bahan dasar udang.
Direktur Keuangan Freddy Adam menjelaskan, sampai saat ini sumbangan terbesar memang masih berasal dari udang. Hingga Juni, sumbangan dari kategori pakan ternak sebesar 3,7 persen dari total penjualan. Sedangkan 3 persen lagi berasal dari kategori makanan. "Sisanya berasal dari penjualan udang," katanya.
Sementara itu, perusahaan ingin memperoleh keuntungan bersih hingga akhir tahun sebesar Rp 12 miliar. Hingga tengah tahun ini, menurut Freddy, setidaknya keuntungan yang diraih sudah mencapai Rp 6 miliar.
Pada kuartal satu 2012, perusahaan mencatat penjualan bersih Rp 175,71 miliar atau telah naik 33,90 persen. Sedangkan laba bersih komprehensif meningkat signifikan 436,25 persen menjadi Rp 3,04 miliar.
Perusahaan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 12 miliar di 2012. Menurut Freddy, 80 persen sudah terserap hingga sekarang. Penggunaannya untuk mesin dan bangunan.
Ke depannya, perusahaan berencana membangun pabrik produksi. Untuk kebutuhan dana pembangunan pabrik, Freddy belum dapat memberitahukannya. Namun per Juni, posisi kas dan setara kas perusahaan mencapai Rp 30-35 miliar.
Sekar Bumi kembali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Dibuka di level Rp 115 per saham, saham perusahaan naik 34,78 persen hingga ke Rp 155 per saham. Saham emiten dengan kode efek SKBM itu pun terkena auto-reject dimulai dari penutupan perdagangan sesi pertama 28 September 2012.
SUTJI DECILYA