TEMPO Interaktif, Tokyo - Laba bersih Honda Motor Corporation pada kuartal kedua tahun ini tercatat 31,8 juta yen atau turun hampir 90 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan turun 27 persen menjadi 1,715 yen. Dalam rilis yang disiarkan Senin hari ini, 1 Agustus 2011, Honda melaporkan laba operasi selama April-Juni tahun ini sebesar 22,58 miliar yen atau US$ 292,5 juta. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya laba perusahaan mencapai 234,4 miliar yen. Demi terhindar dari kerugian, proyeksi laba bersih dinaikkan dari 195 miliar yen menjadi 230 miliar yen.
Produsen mobil terbesar ketiga di Jepang ini mengalami penurunan produksi terbesar dalam sejarah. Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Negeri Sakura itu pada Maret lalu cukup memukul Honda. Jadwal produksi dan pengiriman terganggu.
Pasokan terganggu bertepatan dengan remodeling Civic di pasar utama Amerika Serikat, penjualan mobil untuk ketiga kalinya jatuh pada bulan Juni lalu.
Produksi Honda pada Juni mengalami penurunan hingga separuh dibanding tahun sebelumnya. Tak sendirian, Toyota Motor Corporation juga mengalami penurunan produksi sampai 16 persen dari 78 persen pada April lalu.
"Ketergantungan Honda di pasar Amerika Serikat sangat kuat, dan kelemahannya, Honda belum mampu mengembangkan pangsa pasar di negara-negara berkembang dan saya pikir Honda tertinggal dalam teknologi hybrid Toyota," kata Naoki Fujiwara, Fund Manager di Shinkin Asset Management.
Penguatan yen atas mata uang dolar AS rupanya justru menambah beban keuangan Honda. Ditambah lagi melonjaknya harga bahan baku dan kekhawatiran atas kondisi ekonomi Amerika Serikat dan Eropa.
Namun dengan membaiknya rantai pasokan Honda telah bertekad meningkatkan kapasitas produksi. Beberapa analis optimistis Honda bisa meningkatkan penjualan tahun ini. Honda menargetkan angka penjualan sampai akhir 2011 naik 135 ribu kendaraan menjadi 3,435 juta kendaraan.
Direktur Keuangan Honda Fumihiko Ike mengatakan pihaknya akan memproduksi kendaraan sampai jumlah tak terbatas. Apalagi untuk pasar Amerika Utara.
Dia memperingatkan bagaimana pun ekonomi Amerika Serikat terganggu oleh masalah perumahan, tingkat pengangguran yang tinggi, dan krisis utang akan menyulitkan penjualan.
"Saya pikir pembuat mobil akan mulai menawarkan insentif lebih besar setelah pasokan tersedia dan konsumen tampaknya tahu ini dan menunggu mereka," katanya dalam konferensi pers. "Ini akan menjadi pasar yang sangat kompetitif."
REUTERS | ERWINDAR