TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah mempertahankan Karen Agustiawan sebagai direktur utama PT Pertamina (Persero). Sedangkan tiga direktur lainnya hanya rotasi posisi. Mereka adalah, Rukmi Hadihartini (direktur pengolahan menjadi direkstur sumber daya manusia), Frederick ST Siahaan (direktur keuangan menjadi direktur perencanaan investasi dan manajemen risiko) dan Waluyo (direktur umum dan sumber daya menjadi direktur umum dan aset).
Sedangkan empat direktur baru lainnya adalah Direktur Hulu Bagus Setiardja, Direktur Pengolahan Edi Setianto, Direktur Pemasaran Niaga Djaelani Sutomo dan Direktur Keuangan Afdal Bahaudin. Omar Sjawaldy Anwar dan Ahmad Faisal terpental dari posisinya sebagai wakil direktur utama dan direktur pemasaran niaga.
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengatakan, ketujuh direksi akan berada pada level yang setara. "Tapi yang aktivitasnya nanti seperti wakil direktur adalah direktur perencanaan (investasi dan manajemen resiko),” ujarnya, Jumat (19/2).
Semua direksi, kata Mustafa, telah menjalani seleksi yang dilakukan oleh dewan komisaris Pertamina, Tim Evaluasi Badan Usaha Milik Negara dan Tim Penilai Akhir (TPA). TPA diketua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dia menjelaskan, penunjukan Frederick sebagai direktur perencanaan investasi melalui pertimbangan yang matang. "Posisi ini cocok bagi pencari investor," katanya. Menurut Mustafa, posisi baru ini tak akan diberikan kepada orang yang belum berpengalaman. "Tugas ini sangat berat dan komperehensif, mulai dari perencanaan, mencari uang, pembangunan, sampai pengembalian pinjaman."
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh mengatakan, susunan direksi baru Pertamina akan membantu meningkatkan kinerja perusahaan. "Kami berharap produksi minyak akan naik dan pasokan bahan bakar minyak lebih terjamin," ujarnya.
Penunjukan Karen sebagai direktur utama, kata Darwin, karena kinerjanya yang baik. “Dia harus dibantu direksi baru," katanya.
Dia mengatakan, pemerintah akan memperkuat Pertamina dan menjadikannya besar. "Dan ini menjadi waktu yang tepat bagi investor asing untuk membantu membesarkan Pertamina," tuturnya.
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, direksi bari lebih fokus pada bidangnya. “Dan membawa Pertamina menjadi perusahaan minyak utama,” katanya.
Anggota Komisi Energi DPR Satya Widya Yudha menyatakan, proses pergantian direksi Pertamina menimbulkan banyak pertanyaan. "Proses dan nama yang terus berubah-ubah menunjukkan intervensi politik mengalahkan profesionalisme," ujarnya kepada Tempo kemarin.
Menurut dia, pada menit-menit terakhir menjelang pelantikan nama direksi berubah. Posisi Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina berganti dari Syamsirwan Granie (Wakil Direktur Utama PT Trans Pacific Petrochemical Indotama) menjadi Djaelani Sutomo (Direktur Utama PT Pertamina Tongkang). "Saya tidak mengerti kenapa orang Pertamina Tongkang jadi Direktur Pemasaran," katanya.
Menurut Satya, pemerintah harus lebih terbuka dengan sistem uji kelayakan dan kepatutan para direksi BUMN. "Supaya orang tahu proses yang terjadi," ujarnya.
SORTA TOBING | RATNANING ASIH
Direktur Utama: Karen Agustiawan
Direktur Pemasaran : Djaelani Sutomo (Direktur Utama PT Pertamina Tongkang)
Direktur Pengolahan : Edi Setianto (Deputi Direktur Pengolahan PT Pertamina)
Direktur Hulu : Bagus Setiardja (Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi)
Direktur Umum dan Aset : Waluyo (mantan Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia PT Pertamina)
Direktur Sumber Daya Manusia : Rukmi Hadihartini (Direktur Pengolahan PT Pertamina)
Direktur Keuangan : M Afdal Bahaudin (Direktur Utama Asuransi Tugu Pratama Indonesia)
Direktur Pengembangan Investasi dan Manajemen Resiko : Ferederick ST Siahaan (Direktur Keuangan PT Pertamina)