Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Turki Tertarik Kerja Sama Pasarkan N219 Ke Afrika

image-gnews
Pesawat N219  terbang perdana di  Bandung, Jawa Barat, 16 Agustus 2017. Pesawat buatan PT Dirgatara Indonesia dan LAPAN ini terbang sekitar 20 menit di atas langit Bandung. TEMPO/Prima Mulia
Pesawat N219 terbang perdana di Bandung, Jawa Barat, 16 Agustus 2017. Pesawat buatan PT Dirgatara Indonesia dan LAPAN ini terbang sekitar 20 menit di atas langit Bandung. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, BANDUNG - Turkish Aerospace Industry, menjadi salah satu perusahaan yang tertarik dengan pesawat N219. Pesawat perintis N219 ini produk baru PT Dirgantara Indonesia yang sukses menjalani uji terbang perdananya.

“Turki (TAI) mau kerjasama dengan kita untuk memproduksi N219 di sana, untuk dipasarkan di Afrika,” kata Arie Wibowo Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Selasa, 5 September 2017.

Simak: PT Dirgantara Indonesia Mulai Pasarkan Pesawat N219

Arie mengatakan, PT Dirgantara Indonesia juga tertarik dengan tawaran kerjasama TAI tersebut. “Sangat logis, karena N219 itu pesawatnya kecil, kala musti kirim ke Seneagal atau ke mana (di Afrika), berapa hari mengirimnya, mending diproduksi di sana lebih dekat,” kata dia.

TAI merupakan perusahaan negara milik Turki yang kini memproduksi sejumlah pesawat jet latih tempur, helikopter tempur, UAV medium. “Sepuluh tahun lalu kita bantuin mereka bikin program Maritim Patrol, sekarang dia lebih jagoan dari kita karena komtimen pemerintahnya,” kata Arie.

Arie megnatakan, bentuk kerjasama antara TAI dan PT DI itu masih dijajaki. “Kita belum tahu, tapi kita ingin dia mau sebagai perusahaan milik negara, kita perusahaan milik negara, jadi ada semacam kerjasama G to G karena Presiden kita pernah ke sana. Kita turunkan kerjasama itu dengan B to B di bawah naungan kerjasama G to G tadi. Tapi bentuk kerjasamany masih di jajaki,” kata dia.

Menurut Arie, tawaran itu datang selepas PT Dirgantara Indonesia sukses menjalankan tes terbang perdana pesawat perintis N219 pada 16 Agustus 2017 lalu. “Kita lagi menjajaki kerjasamanya. Dia sangat interest dengan N219. Bagi kita itu menandakan produk ktia bisnisnya available. Di Turki tidak ada kebutuhan (pesawat itu) tapidi Afrika banyak,” kata dia.

Arie mengatakan, spesifikasi pesawat N219 sejak awal memang dirancang membidik pasar luar negeri seperti Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Latin, selain untuk dipergunakan sebagai pesawat perintis di wilayah Indonesia bagian timur. “Ktia gak masuk North America dan Eropa karean kebutuhan mereka pada pesawat jet yang besar, karena infrastruktur sudah established jadi gak perlu pesawat perintis dan semi perintis,” kata dia.

Selain Turki, sejumlah negara juga sudah menyatakan tertarik untuk menggunakan N219. “Negara Asia Tenggara seperti Thailand, dia memberi apresiasi dan ingin ikut membeli. Selain Thailand, Myanmar, dan beberapa negara lain,” kata Arie.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejumlah perusahaan dalam negeri juga sudah menyatakan keseriusannya untuk memesan pesawat N219 itu. Jumlah pesanannya berkisar 50-100 unit pesawat. “Ada dua entitas perusahaan yang sudah bicara cukup serius dengan kita. Saya gak mau ngasih tahu dulu, ada yang berniat beli banyak tapi dia butuh insentif dari pemerintah,” kata Arie.

Arie mengatakan, penjualan pesawat itu baru bisa dilakukan setelah N219 mengantungi sertifikasi. Saat ini PT DI masih melakukan penggenapan 200 jam uji terbang yang ditargetkan rampung tahun depan agar pesawat itu mengantungi sertifikasi dari Kementeiran Perhubungan agar bisa dipasarkan di dalam negeri. “Kalau gak ada sertifikasinya, kita gak bisa jual,” kata dia.

Pengembangan pesawat N219 bersama dengan Lapan itu sudah menghabiskan biaya Rp 800 miliar. Sedikitnya masih dibutukan tambahan Rp 200 miliar lagi untuk membiayai perampungan 200 jam tes uji terbang agar bisa mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan. Arie mengatakan, potensi kebutuhan pesawat perintis yang bisa dimasuki oleh N219 itu di dalam negeri ditaksir 100 unit. “Kalau potensi di seluruh dunia bisa jauh lebih besar. Tapi pesaing kita banyak, China, dan Twin Otter dari Kanada. Kita gak mau terllau maruk, tapi kemungkinan 100-150 unit bisa kita dapatkan,” kata dia.

Arie mengklaim, harga jual pesawat N219 ditaksir  jauh lebih murah dari pesaingnya. “Taksirannya di kisaran 6 juta dollar AS,” kata dia.

Kendati demikian, dia berharap pemerintah bisa memberikan sejumlah insentif agar pesawat perintis N219 buatan Indonesia itu bisa dipergunakan massif di Indonesia. “Kalau Indonesia membeli barangnya sendiri, negara tetangga akan membelinya juga. Jadi gak perlu promosi, kalau di Indonesia banyak dipakai pesawat sendiri, orang luar akan beli,” kata Arie.

Arie mengatakan, insentif yang dibutuhkan itu diantaranya pemberian fasilitas keringanan pajak, subsidi bunga, hingga subsidi bagi layanan penerbangan perintis bagi operator dalam negeri yang mengoperasikan pesawat perintis dalam negeri seperti N219. “Kita akan coba usulkan secara bertahap supaya case kita benar. Karena pemerintah juga tidak hanya memikirkan PT DI, kita cari ‘timing’ yang tepat untuk mengajukan itu,” kata dia.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Elfien  Goentoro mengaku belum bisa bicara banyak soal rencana ke depannya mempimin perusahaan itu setelah menggantikan Direktur Utama yang lama, Budi Santoso. “Ini masih baru, baru masuk dua hari. Nanti kalau sudah waktunya akan disampaikan. Yang paling penting, kita meneruskan yang sudah terbangun saat ini seperti pesawat N219 agar segera selesai sertifikasinya dan bisa komersialisasi,” kata dia, Selasa, 5 September 2017.

AHMAD FIKRI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Guru Besar IPB Ungkap Sebab Industri Pesawat Terbang Tak Lanjut Berkembang di Indonesia

16 jam lalu

Acara bedah buku
Guru Besar IPB Ungkap Sebab Industri Pesawat Terbang Tak Lanjut Berkembang di Indonesia

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Didin S Damanhuri, membeberkan alasan industri pesawat terbang tidak lanjut berkembang di Indonesia.


Boeing AS dan Antonov Ukraina Sepakati Kerja Sama Pertahanan

3 hari lalu

Private Jet Villa yang dibuat dari pesawat Boeing 737 bekas di Uluwatu, Bali (privatejetvilla.com)
Boeing AS dan Antonov Ukraina Sepakati Kerja Sama Pertahanan

Perusahaan kedirgantaraan Amerika Serikat Boeing dan perusahaan manufaktur pesawat terbang milik negara Ukraina, Antonov, teken kerja sama pertahanan


Minuman yang Sebaiknya Dipilih dan Tidak di Pesawat Terbang

10 hari lalu

Pramugari pesawat superjet 100 Shukoi melayani penumpangnya dengan memberikan minuman saat akan lepas landas di bandara Halim Perdanakusumah. sergeydolya.livejournal.com
Minuman yang Sebaiknya Dipilih dan Tidak di Pesawat Terbang

Seperti banyak hal lain, juga di pesawat terbang, ada pilihan yang tepat dan yang perlu dihindari, termasuk jenis minuman.


108 Tahun Boeing, Jalan Panjang Perusahaan Pesawat Multinasional Sejak Didirikan William Boeing

11 hari lalu

Logo Boeing terlihat di sisi Boeing 737 MAX di Farnborough International Airshow, di Farnborough, Inggris, 20 Juli 2022. REUTERS/Peter Cziborra
108 Tahun Boeing, Jalan Panjang Perusahaan Pesawat Multinasional Sejak Didirikan William Boeing

Sejarah Boeing begitu panjang, tahun ini telah berusia 108 tahun. Begini perusahaan ini hingga mampu bertahan sejauh ini dan tetap berjaya,


Boeing Bermasalah Lagi, Teknisi Iran Tewas Terhisap Mesin Pesawat

17 hari lalu

Mesin pesawat Boeing 787 tengah dirakit di Everett, Washington, AS, 1 Juni 2017. Boeing 787 menjadi pesawat penumpang pertama yang menggunakan material komposit di kebanyakan konstruksinya. REUTERS
Boeing Bermasalah Lagi, Teknisi Iran Tewas Terhisap Mesin Pesawat

Seorang teknisi di Iran tewas mengenaskan karena terhisap mesin pesawat Boeing.


Perjalanan Boeing, Pernah Jadi Pesawat Paling Laris Hingga Terlibat Sejumlah Kecelakaan

23 hari lalu

Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai Pegasus Airlines tergelincir dari landasan pacu di Bandara Trabzon, Turki, 14 Januari 2018. Penyebab kecelakaan itu belum diketahui. AP
Perjalanan Boeing, Pernah Jadi Pesawat Paling Laris Hingga Terlibat Sejumlah Kecelakaan

Sejumlah kecelakaan membuat reputasi Boeing merosot.


Saran Dokter Penerbangan buat Penderita Penyakit Jantung yang Akan Bepergian

30 hari lalu

Ilustrasi penumpang pesawat (pixabay.com)
Saran Dokter Penerbangan buat Penderita Penyakit Jantung yang Akan Bepergian

Pasien penyakit jantung koroner aman bepergian menumpang pesawat terbang namun perlu tindakan asesmen secara medis.


10 Barang Bawaan yang Tidak Boleh Masuk Bagasi Pesawat Terbang

32 hari lalu

Ilustrasi koper. Freepik.com
10 Barang Bawaan yang Tidak Boleh Masuk Bagasi Pesawat Terbang

Meski bisa membawa koper bagasi dan koper jinjing, ada beberapa barang bawaan yang boleh dan tidak boleh disimpan


Turbulensi Bikin Takut Naik Pesawat Terbang Simak Tips dari Pramugari

34 hari lalu

Ilustrasi wanita bepergian dengan pesawat terbang. Freepik.com/Jcomp
Turbulensi Bikin Takut Naik Pesawat Terbang Simak Tips dari Pramugari

Seorang pramugari memberikan tips untuk penumpang yang takut naik pesawat terbang termasuk memilih kursi yang harus harus dhindari.


Pramugari Ingatkan Pentingnya Makan dan Minum Cukup Sebelum Naik Pesawat Terbang

37 hari lalu

Ilustrasi pramugari. shutterstock.com
Pramugari Ingatkan Pentingnya Makan dan Minum Cukup Sebelum Naik Pesawat Terbang

Baru-baru ini penumpang pesawat terbang terpaksa membatalkan perjalananya karena sakit sebelum peswat lepas lanas