TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat Edi Mulyanto mengatakan nasabah bank sampah saat ini bisa langsung menabung di bank dengan sampah yang mereka kumpulkan. Hasil penjualan sampah akan ditransfer ke rekening mereka. Hal ini setelah Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat menandatangani kerja sama program ayo menabung dengan sampah bersama Danone Aqua dan BNI di Gelanggang Olahraga Tanjung Duren, Jakarta, Rabu, 30 Agustus 2017.
Kepala Sudin LH Jakbar Edi Mulyanto mengatakan kerja sama ini untuk memperbaiki sistem administrasi bank sampah unit di bawah Bank Sampah Induk Satu Hati Jakarta Barat. "Nanti nasabah bank sampah unit akan menjadi nasabah BNI, dan pembayarannya dilakukan secara elektronik seperti transaksi perbankan pada umumnya," kata Edy.
Sejauh ini, kata dia, sudah ada 116 bank sampah unit di wilayah Jakarta Barat, yang menghasilkan omset Rp 202 juta selama dua bulan. Setiap bank sampah unit tidak perlu mengeluarkan biaya angkut untuk mengepulkan sampah ke bank sampah Induk. "Kami punya 15 armada truk untuk mengambil sampah dari bank sampah unit," ujarnya.
Baca: Menteri Koperasi Minta Bank Sampah Berdampak ke UMKM
BNI telah menyediakan 45 unit Agen46 yang terkoneksi dengan sistem perbankan guna mendukung program ayo menabung dengan sampah. Adapun yang menjadi Agen46 adalah bank sampah unit yang telah terbentuk di Jakarta Barat. "Sekarang sudah ada 1.555 nasabah bank sampah yang sudah mempunyai rekening BNI."
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Danone Aqua yang mau membeli sampah non organik produk air mineral tersebut. Menurutnya, daya jual Danone Aqua berani lebih tinggi dibandingkan pengepul lainnya. "Mereka berani membeli dengan harga 30 persen lebih tinggi," ucapnya.
Kedepan, Edy berharap 568 RW di Jakarta barat, bisa membentuk bank sampah. Soalnya, pembentukan bank sampah sangat penting untuk mengurangi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir. "Saya berharap makin banyak warga yang menjadi nasabah bank sampah," ujarnya.
Senior Sustainable Development Danone Aqua Arief Fatullah mengatakan pihaknya menyadari bahwa produk yang dihasilkan mereka menghasilkan sampah. Sehingga, perusahaan berusaha untuk mendukung penyelesaian sampah di Indonesia. "Kami ingin menarik sampah kami untuk didaur ulang," ujarnya.
Selain itu, Aqua sudah memberikan bantuan awal kepada 37 bank sampah unit yang menjadi Agen46. Sebelumnya, Aqua juga tela melakukan pendampingan kepada pengurus Bank sampah Induk Satu Hati Jakarta Barat dan membeli botol plastik melalui Recycling Bussiness Unit (RBU).
Baca: Sandiaga Uno Berjanji Galakkan Bank Sampah di Jakarta
"Total ada lima lokasi RBU kami di indonesia," katanya. "Kami juga bekerja sama dengan 9.000 lebih pemulung."
CEO BNI Jakarta-Kota Ronny Venir mengatakan pihaknya mau membantu menggantikan pencatatan manual bank sampah menjadi transaksi perbankan menggunakan ATM. Jadi, pembayaran setiap nasabah yang menjual sampah mereka ke Agen46, uangnya akan masuk langsung ke rekening mereka.
"Nasabah jadi bisa mengetahui seluruh transaksinya secara langsung," ujarnya.
Deputi Pengembangan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan Edwin Nurhadi mengatakan dengan program seperti ini, perbankan telah mengedukasi masyarakat dalam mengelola keuangan. "Kami sangat mendukung. Kalau bisa jangan di Jakbar saja, tapi di seluruh Jakarta," ucapnya.
Ia menuturkan Presiden Joko Widodo telah mencanangkan penggunaan inklusi jasa keuangan harus mencapai 75 persen. Namun, sekarang jumlahnya baru 36 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistk. "Namun, kalau hasil survei OJK sudah 67,9 persen penduduk Indonesia yang menggunakan jasa keuangan," katanya.
IMAM HAMDI