TEMPO.CO, Jakarta - PT Gajah Tunggal (GJTL) membukukan penjualan bersih senilai Rp 3.775 miliar di kuartal pertama tahun ini. Nilainya meningkat 9,8 persen dari capaian periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 3.439 miliar.
Direktur Gajah Tunggal, Catharina Widjaja, mengatakan pertumbuhan penjualan perusahaan dicapai di semua segmen dan pasar. "Kontribusi terbesar disumbang penjualan ekspor yang tumbuh 14,7 persen," kata dia dalam keterangan resminya di acara buka bersama media dan anak yatim piatu di Grand IndonesiaShopping Town, Kamis, 8 Juni 2017. Penjualan ke Amerika Serikat masih menjadi pendorong pertumbuhan penjualan ekspor terbesar.
Catharina mengatakan penjualan ke pasar replacement dan original equipment manufacturer (OEM) domestik juga menguat. Masing-masing tercatat tumbuh sebesar 6,2 persen dan 5,2 persen. Dia mengatakan pertumbuhan penjualan ke dua pasar tersebut mencerminkan pulihnya kondisi pasar domestik.
Sementara itu, margin laba kotor perseroan Gajah Tunggal menurun akibat kenaikan harga bahan baku utama. Namun dia mengatakan profitabilitas perseroan tetap sehat.
Margin laba kotor perusahaan menurun dari 23,9 persen di kuartal pertama 2016 menjadi 19,9 persen di kuartal pertama 2017. Margin operasi perusahaan menurun dari 11,8 persen di kuartal pertama 2016 menjadi 9,7 persen di kuartal pertama 2017. Catharina mengatakan beban operasi dalam persentase terhadap penjualan yang menurun menjadi pemicunya. "Rasio biaya operasional terhadap penjualan yang lebih rendah, sebagian besar didorong oleh penurunan biaya transportasi, periklanan, dan promosi," ujarnya.
Simak: Apa Obsesi Gajah Tunggal untuk Pasar Ban di Tanah Air
Perseroan tercatat membukukan EBITDA sebesar Rp 555 miliar atau setara US$ 41,4 juta di kuartal pertama tahun ini. Nilainya sedikit lebih rendah dari yang dihasilkan pada periode sama tahun lalu yaitu Rp 580 miliar atau US$ 42,3 juta.
Dibandingkan dengan kuartal pertama 2016, Gajah Tunggal menghasilkan laba operasi yang lebih rendah. Kurs mata uang asing juga lebih rendah di periode sama tahun ini. Dampaknya, laba bersih yang dihasilkan lebih rendah sebesar Rp 216 miliar pada kuartal pertama 2017 dibandingkan Rp 338 miliar di kuartal pertama 2016.