TEMPO.CO, Jakarta - Analis Saham dari PT Reliance Securities, Lanjar Nafi, mengatakan secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan depan yakni Senin, 13 Maret 2017, masih akan tertekan dengan pelemahan berada di rentang 5.340-5.400.
“Indikatornya masih berpeluang bearish (menurun) menuju oversold (penjualan berlebihan). Sehingga IHSG akan membuka pekan depan dengan pelemahan,” ujar Lanjar Nafi dalam keteranngan tertulisnya, Sabtu, 11 Maret 2017.
Lanjar menyarankan investor untuk memperhatikan beberapa saham pilihan untuk dapat dipertimbangkan pada perdagangan pekan depan. Antara lain PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM).
Baca : Bursa Efek Indonesia Resmikan Galeri Investasi ke-250
Pada penutupan perdagangan pada Jumat, 10 Maret kemarin, IHSG terkoreksi, ditutup melemah 11,71 poin atau sebesar -0,22 persen di level 5.390, dengan pergerakan relatif melemah sejak sesi pertama. Data penjualan eceran yang turun cukup jauh di level 6,3 persen dari 10,5 persen di periode sebelumnya menjadi alasan investor untuk melakukan aksi ambil untung atau profit taking.
Meski demikian, sentimen positif datang dari Bank Indonesia (BI). Meski memperkirakan suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed (Fed Fund Rate/FFR) naik 25 basis poin, namun BI memastikan ekonomi nasional tetap akan stabil. Investor asing melakukan aksi beli sebesar Rp 9,91 miliar. Sehingga total aliran modal asing atau capital inflow secara mingguan yang masuk sebesar Rp 436,68 miliar.
Baca : 9 Anak Perusahaan BUMN Akan Masuk Bursa Tahun Ini
Adapun di bursa saham Asia mayoritas cukup optimistis sejak awal sesi perdagangan. Data pengangguran di akhir pekan ini adalah bagian besar data ekonomi sebelum Federal Reserve bertemu pekan depan, dan pasar mulai mempersiapkan untuk menghadapi kenaikan suku bunga AS.
Bursa Saham Eropa dibuka menguat dengan rata-rata naik di atas 0,5 persen mengikuti penguatan saham Asia. Dampak positif terasa seiring mulai menguatnya harga minyak mentah dari harga terendah selama 3 bulan terakhir dan kepastian akan prospek suku bunga AS pasca rilis data pekerja cukup positif.
DESTRIANITA