TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi memaparkan lima negara asal deklarasi luar negeri yang dilaporkan melalui program pengampunan pajak atau tax amnesty. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, negara asal deklarasi luar negeri terbesar adalah Singapura.
"Deklarasi dari Singapura sebesar Rp 739,74 triliun atau 69,31 persen dari total harta," kata Ken dalam konferensi persnya di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta Selatan, Rabu, 21 Desember 2016.
Setelah Singapura, negara lain yang menyumbangkan deklarasi luar negeri terbesar adalah Virgin Islands dengan Rp 77,08 triliun atau 7,22 persen, Hongkong dengan Rp 53,25 triliun atau 4,99 persen, Cayman Islands dengan Rp 52,75 triliun atau 4,94 persen, dan Australia dengan Rp 39,36 triliun atau 3,69 persen.
Baca: Harta Tax Amnesty Didominasi Kas dan Setara Kas
Selain menjadi negara asal deklarasi luar negeri terbesar, Singapura juga menyumbangkan repatriasi terbesar melalui tax amnesty. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak, repatriasi dari Singapura mencapai Rp 84,05 triliun atau 64,34 persen dari total repatriasi sebesar Rp 130,01 triliun.
Sementara itu, negara lain yang menyumbangkan repatriasi terbesar adalah Cayman Islands dengan Rp 16,51 triliun atau 12,63 persen, Hongkong dengan Rp 16,21 triliun atau 12,41 persen, Cina dengan Rp 3,64 triliun atau 2,78 persen, dan Virgin Islands dengan Rp 2,66 triliun atau 2,04 persen.
Baca: Ditjen Pajak Kirim Email Imbau Wajib Pajak Ikut Tax Amnesty
Per 20 Desember, penerimaan dari program tax amnesty telah mencapai Rp 101 triliun. Penerimaan itu terdiri dari tebusan Rp 97,3 triliun, penghentian pemeriksaan bukti permulaan Rp 640 miliar, dan tunggakan Rp 3,06 triliun. Adapun total harta yang dideklarasikan oleh 512.315 wajib pajak adalah sebesar Rp 4.043,66 triliun.
Hingga kini, total harta yang direpatriasi sejak periode I mencapai Rp 130,01 triliun. Namun, Direktur Pelayanan, Penyuluhan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Hestu Yoga Saksama berujar, realisasinya baru sebesar Rp 67 triliun. "Mayoritas masih berkutat di perbankan," katanya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI