TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dalam arah kebijakannya tahun depan akan melakukan optimalisasi Surat Berharga Negara (SBN) sebagai instrumen moneter secara bertahap menggantikan Surat Berharga Bank Indonesia (SBI).
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menuturkan BI secara bertahap sudah melakukan pengalihan instrumen itu. Hingga saat ini penggunaannya mencapai 50 persen.
Baca Juga:
"Lebih dari 50 persen kegiatan kami yang menggunakan underlying aset sudah menggunakan underlying SBN," kata Agus, di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa, 22 November 2016.
Baca: Sri Mulyani Dukung Langkah KPK Tangkap Pegawai Pajak
Agus berujar ke depan porsi penggunaannya akan terus ditingkatkan. Target yang dicanangkan pada 2024 mendatang, BI sepenuhnya akan menggunakan SBN sebagai underlying operasi moneter.
Menurut Agus, khusus untuk SBI dalam term jangka pendek masih digunakan. Namun untuk term jangka menengah hingga panjang sudah menggunakan SBN. "Kami meyakini ini akan efisien."
Agus mengatakan saat ini total SBN yang dipegang BI sudah di atas Rp 100 triliun. "Ini adalah suatu proses yang dijalankan secara bertahap," ucapnya.
Simak: Heboh Isu Rush Money di Perbankan, Siapa yang Bermain?
Agus menambahkan hal ini sebagai upaya penguatan pendalaman pasar uang. "Dengan pasar uang yang dalam dan pelaku keuangan yang semakin banyak akan berjalan optimal."
GHOIDA RAHMAH