TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan ketimpangan pertumbuhan antara wilayah barat dan wilayah timur Indonesia terlihat salah satunya dari persebaran populasi di barat yang mencapai 84,5 persen dan di timur hanya 15,5 persen. Sementara itu, produk domestik regional bruto (PDRB) wilayah barat mencapai 89,26 persen dan wilayah timur hanya 10,74 persen.
"Karena itu, konektivitas wilayah timur dan barat adalah suatu keharusan. Tol laut yang merupakan konsep Presiden Joko Widodo sangat relevan,” kata Budi dalam Forum Diskusi Publik Sektor Transportasi di Thamrin Nine Hall, UOB Building, Jakarta, Senin, 10 Oktober 2016. “Hanya saja, kami harus jujur, kami belum hadir.”
Baca Juga:
Menurut Budi, pemerintah akan memetakan masalah-masalah apa saja yang menjadi tantangan dalam membangun transportasi. Contohnya adalah tingginya pengguna kendaraan pribadi yang menjadi sumber kemacetan di kota-kota besar. "Jakarta didominasi 62,25 persen kendaraan pribadi."
Selain itu, pembangunan dan pembaharuan pada sektor kereta api juga lambat. Menurut data Kementerian Perhubungan, pertumbuhan di sektor kereta api hanya 7,7 persen dari total jalur sepanjang 4.800 kilometer. Kereta penumpang dan barang juga menggunakan jalur yang sama. Efisiensi waktu pada jaringan kereta api pun, menurut dia, sangat rendah.
Untuk transportasi udara, menurut Budi, kapasitas bandara kurang memadai. Sejak 2004, perkembangan transportasi udara meningkat menjadi double digit setiap tahun. Tapi perkembangan bandara yang lambat tidak dapat mengejar laju permintaan. "Pertumbuhan penumpang dahsyat, tapi ada lag capacity," ujarnya.
Budi pun menegaskan, sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi, dibutuhkan kehadiran negara dalam mempercepat pembangunan transportasi. "Kami mempunyai terobosan bagaimana menangani persoalan ini. Yang utama, membangun dari pinggiran, dari desa,” tuturnya. “Kami harapkan daerah juga menunjang apa yang pemerintah pusat lakukan.”
ANGELINA ANJAR SAWITRI