TEMPO.CO, Solo - PT Pertamina Retail tengah gencar menambah jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Company Owned Company Operated (COCO). Dewan Perwakilan Rakyat berharap Pertamina fokus menggarap daerah pesisir dan kepulauan.
Anggota Komisi Badan Usaha Milik Negara DPR, Aria Bima, mengatakan pihaknya menyambut baik langkah yang dilakukan Pertamina Retail. “Tata kelola distribusi energi pasti lebih baik,” katanya saat ditemui di Solo, Sabtu malam, 1 Oktober 2016.
Hanya saja, dia berharap Pertamina Retail tidak hanya membuka SPBU di perkotaan. Masyarakat di daerah pesisir serta terpencil juga sangat membutuhkan layanan tersebut.
Menurut dia, banyak pusat-pusat nelayan yang masih kesulitan mencari bahan bakar untuk melaut. “Seolah-olah negara belum hadir dalam masalah ini,” kata Aria.
Aria mengatakan, selain nelayan, ketersediaan bahan bakar juga dibutuhkan kapal-kapal kecil penghubung antarpulau kecil. “Ini sejalan dengan rencana kebijakan tol laut,” ujarnya.
Selama ini, kata Aria, nelayan dan kapal antarpulau kecil harus berjuang keras untuk memperoleh bahan bakar. Mereka terkadang harus menebusnya dengan harga tinggi. “Kondisi ini akibat dari distribusi energi yang belum merata,” kata politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Dia menyadari bahwa penyediaan SPBU di kawasan pesisir itu tidak memberikan peluang keuntungan besar bagi Pertamina Retail. Mereka lebih untung jika membuka SPBU di wilayah perkotaan.
Namun, langkah tersebut harus dilakukan agar kesejahteraan nelayan bisa meningkat. Selain mencari keuntungan, BUMN harus memperhatikan aspek sosial. “Ketersediaan energi merupakan hal yang penting,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina Retail baru memiliki 136 SPBU COCO. Mereka menargetkan memiliki 1.000 SPBU COCO hingga 2020.
Direktur Utama PT Pertamina Retail Toharso telah menyiapkan tiga cara untuk mewujudkan target seribu SPBU. "Prioritas pertama adalah mengakuisisi SPBU yang dikelola swasta," ujarnya.
Cara kedua ialah bekerja sama dengan swasta untuk mengoperasikan SPBU. "Sedangkan membangun SPBU baru menjadi pilihan terakhir," kata Suharso.
AHMAD RAFIQ