TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi mengatakan Presiden Joko Widodo meminta lokasi pabrik pesawat PT Dirgantara Indonesia pindah ke Bandar Udara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
“Diputuskan Bapak Presiden di tempatnya Pak Aher di Kertajati,” katanya selepas bertemu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 18 Agustus 2016.
Budi mengaku Presiden Joko Widodo meminta pemindahan PT DI itu dalam rapat April lalu. Rencana tersebut dibahas lagi beberapa bulan kemudian dalam rapat terbatas bersama Presiden membahas industri pertahanan. “Dikatakan (Presiden) penting industri pertahanan ini punya tempat untuk berkembang, kalau cuma di Bandung enggak akan berkembang,” ujarnya.
Budi mengatakan, pada pertemuan pertama April lalu, Presiden menanyakan luas lahan PT DI di Bandung. Lahan PT DI yang ada saat ini, hampir 50 hektare, di Bandung dinilai Presiden tidak cukup. Presiden meminta PT DI pindah ke lokasi seputaran Bandara Kertajati di Majalengka. “Pengarahan dari Bapak Presiden, minimal 5-6 kali lipat (tanah PT DI) yang ada sekarang (di Bandung),” tuturnya.
Menurut Budi, dia sengaja menemui Gubernur Ahmad Heryawan untuk membahas rencana pemindahan itu. “Minta izin, suatu saat PT DI pindah dari Bandung tapi tetap di Jawa Barat ke Kertajati. Sebab, kalau di Bandung sudah terlalu penuh. Atas arahan Presiden,” ucapnya.
Budi mengaku pembicaraan itu masih tahap awal. “Ini masih tahap awal karena kita masih ingin tahu bagaimana perencanaannya di Kertajati supaya schedule dan lain-lainnya bisa disesuaikan,” katanya.
Menurut Budi, pemindahan fasilitas PT DI ke Kertajati juga membutuhkan waktu paling cepat dua tahun lagi. Pemindahan itu baru mulai dikerjakan setelah Bandara Kertajati beroperasi. “Setelah Kertajati berdiri, baru nanti kita mulai assembly, tapi lahannya sudah ada dulu. Kita rencanakan nanti secara bertahap untuk memindahkan dari Bandung ke Kertajati,” ujarnya.
Budi mengatakan, kendati pindah, fasilitas PT DI di Kota Bandung tetap masih dipergunakan, tapi khusus untuk produksi alutsista. “Nanti di sini (Bandung), masih agak lama di sini untuk alutsista. Sebab, kita akan membuat juga pesawat tempur, mungkin tetap di Bandung. (Produksi pesawat) komersial akan di sana (Kertajati),” tuturnya.
Budi mengatakan rencana pembuatan pesawat tempur yang tengah disiapkan saat ini bersama Korea Selatan. “Hanggarnya sudah dibuat untuk bikin komponen. Di belakang PT DI, coba lihat hanggar gede itu, punya Kemenhan (Kementerian Pertahanan),” ucapnya.
AHMAD FIKRI