TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menurunkan usulan pemangkasan anggaran dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 900 miliar. "Turunnya karena sudah ada revisi nasional untuk kementerian-kementerian menjadi Rp 65 triliun dari Rp 95 triliun," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Mochamad Teguh Pamuji di kantornya, Jumat, 5 Agustus 2016.
Teguh mengatakan anggaran Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) bakal yang paling banyak terpangkas. Dua proyek yang akan dibatalkan, di antaranya adalah pembangkit listrik tenaga surya di atap Bandara Tambolaka, Maumere, dan Labuan Bajo.
Belanja program Kementerian Energi lainnya yang bakal dihemat, menurut Teguh, adalah perjalanan dinas dan rapat-rapat. "Mungkin juga ada kegiatan yang sekiranya bisa ditunda untuk tahun depan.”
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi berencana memangkas anggaran sekitar Rp 150 miliar. Sekretaris Ditjen Migas Susyanto menyebut imbas pemangkasan itu adalah penundaan proyek pembangunan depot LPG di Indonesia timur senilai Rp 40 miliar dan pembangunan infrastrukur Liquid CNG sebesar Rp 40 miliar.
Selain itu, kata Susyanto, pihaknya juga menurunkan besaran kontrak pengadaan converter kit BBM ke elpiji untuk nelayan dengan nilai penghematan Rp 20 miliar. "Sisanya kami berhemat di rapat-rapat. Dan ada program lainnya. Saya lupa angka detail," ucap Susyanto.
Seperti diketahui pemerintah terpaksa memangkas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 untuk menekan defisit yang kian membengkak. Pada semester I, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, defisit telah mencapai 1,83 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Artinya, ruang defisit yang tersisa tinggal 0,5 persen terhadap PDB. Pemotongan APBN-P 2016 sebesar Rp 133,8 triliun diperkirakan akan memperlebar defisit anggaran menjadi 2,5 persen. Rinciannya, belanja kementerian dan lembaga dikurangi Rp 65 triliun serta belanja daerah dipangkas Rp 68,8 triliun.
ROBBY IRFANY | PUTRI ADITYOWATI