TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan inflasi Agustus 2016 tidak akan lebih tinggi daripada bulan sebelumnya. "Semestinya Agustus tidak lebih tinggi," ucapnya di kantornya, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2016. Sebab, momen Lebaran saat harga pangan meningkat sudah lewat.
Meski begitu, Darmin mengatakan pemerintah masih perlu berhati-hati. "Tidak tahu kalau (untuk biaya) pendidikan, karena sekolah sudah mulai juga," ujarnya. Adapun inflasi Juli 2016 dibanding bulan sebelumnya, menurut dia, dipengaruhi harga pangan pada momen Lebaran. "Sebabnya harga pangan, karena memang lagi Lebaran."
Meski berbagai kebijakan untuk mengendalikan harga dan menjaga inflasi telah diambil pemerintah, momen Lebaran masih berdampak besar terhadap harga pangan. "Paling tidak, kenaikannya masih tidak besar, masih terkontrol," tutur Darmin. Ia pun yakin inflasi hingga akhir Juli 2016 masih 1,72 persen year to date.
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo juga memperkirakan inflasi Agustus 2016 tidak setinggi inflasi Juli. "Kemungkinan akan berada di bawah 0,5 persen," katanya. Pasalnya, harga komoditas pasca-Lebaran akan berangsur normal dan cenderung turun. Indonesia juga memasuki waktu panen gaduh yang mendorong produksi beras kualitas premium.
Sasmito juga satu suara dengan Darmin terkait dengan perkiraan kenaikan inflasi karena lonjakan biaya pendidikan sekolah, terutama perguruan tinggi dan sekolah menengah pertama. Pasalnya, penyerapan biaya sekolah dasar, sekolah menengah atas, dan bimbingan belajar sudah terserap pada Juli 2016.
BPS mencatat, inflasi Juli 2016 sebesar 0,69 persen. Angka itu meningkat dibanding sebelumnya yang hanya 0,66 persen. "Inflasi Juli dipengaruhi bulan puasa dan Lebaran," ucap Kepala BPS Suryamin. Mulai awal hingga pertengahan Juli 2016, konsumsi bahan makanan masih tinggi. Hal itu karena arus mudik dan balik sedang berlangsung.
VINDRY FLORENTIN
