Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BI: Kegiatan Usaha di Yogyakarta Alami Penurunan

image-gnews
Seorang wisatawan domestik berfoto di jalan Malioboro, Yogyakarta, (28/12). TEMPO/Pribadi Wicaksono
Seorang wisatawan domestik berfoto di jalan Malioboro, Yogyakarta, (28/12). TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mengindikasikan kegiatan usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta pada triwulan II/2016 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan BI menyebutkan penurunan itu tercermin dalam angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) atau dalam posisi negatif, sebesar -0,42%.

Penurunan kegiatan usaha didorong oleh penurunan realisasi kegiatan usaha pada sebagian sektor ekonomi, di antaranya sektor pertanian (SBT -2,65%), pertambangan (SBT -0,72%), konstruksi (SBT -5,11%), pengangkutan dan komunikasi (SBT -2,55%), serta sektor jasa (SBT -0,07%).

Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Hilman Tisnawan mengatakan penurunan kegiatan usaha itu dikonfirmasi oleh penurunan volume penjualan yang disebabkan oleh masih lemahnya permintaan dalam negeri, seiring masih lemahnya perekonomian domestik.

“Sejalan dengan penurunan kegiatan usaha, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada Triwulan II 2016 juga mengalami penurunan,” paparnya, Rabu (27 Juli 2016).

Hilman mengatakan rerata kapasitas produksi terpakai pada Triwulan II/2016 berada di level 66,76%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 76,97%. Namun demikian penggunaan tenaga kerja dan investasi masih terindikasi meningkat.

Penurunan kinerja dunia usaha juga terindikasi dari kinerja keuangan yang menurun. Saldo Bersih (SB) kondisi likuiditas selama 3 bulan terakhir tercatat sebesar 28,22% atau menurun dibandingkan 31,10% pada Triwulan I/2016 dan SB kondisi rentabilitas sebesar 31,29% atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 31,71%.

Terkait pembiayaan, dunia usaha menilai akses kredit perbankan relatif lebih mudah dibandingkan triwulan sebelumnya (tercermin dari SB 16,22%, meningkat dibandingkan -2,86% pada triwulan sebelumnya).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan II 2016 terindikasi mengalami ekspansi, sebagaimana tercermin dari SBT sebesar 2,53%, meningkat dibandingkan SBT periode sebelumnya yang sebesar -0,87%.

“Ini sejalan dengan nilai Prompt Manufacturing Index (PMI) triwulan II/2016 sebesar 51,02%, meningkat dibandingkan PMI periode sebelumnya yang sebesar 48,80%.”

Berdasarkan komponen pembentuk PMI, katanya, ekspansi pada sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh ekspansi pada seluruh komponen indeks, kecuali volume persediaan barang jadi.

Kegiatan usaha pada triwulan III 2016 diperkirakan mengalami ekspansi. Optimisme para pelaku usaha ini tercermin dalam nilai SBT pada triwulan III 2016 sebesar 15,74%, lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2016 yang sebesar -0,42%. Peningkatan kegiatan usaha pada triwulan III 2016 diperkirakan terjadi pada seluruh sektor kecuali sektor konstruksi.

Ekspansi kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan berlanjut pada triwulan III 2016. Hal ini sebagaimana tercermin dari PMI yang berada pada fase ekspansi dengan indeks 51,48%. Berdasarkan komponen pembentuknya, ekspansi terutama didorong oleh peningkatan indeks volume produksi dan indeks volume persediaan barang jadi masing-masing sebesar 13,89% dan 5,19%.

BISNIS.COM

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 jam lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.


BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

9 jam lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).


BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

22 jam lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.


BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

Surat Utang Negara adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh pemerintah. Berikut ulasannya. Foto: Canva
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.


Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Sebuah truk melintas di antara peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 18 Agustus 2023. Pemerintah merencanakan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp473,0 triliun, serta hibah sebesar Rp0,4 triliun. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.


Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.


Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.


Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ke tiga kiri) bersama Senior Deputi BI Destry Damayanti (ketiga kanan) dan jajaran Deputi BI (kiri-kanan) Aida S. Budiman, Doni Primanto Joewono, Juda Agung dan Filianingsih Hendarta saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) naik menjadi 6 persen. Tempo/Tony Hartawan
Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.


IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ambruk 2,15% ke posisi 7.130,27. Selang 12 menit setelah dibuka, IHSG berhasil memangkas koreksinya sedikit menjadi anjlok 2,06% menjadi 7.136,796. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.


Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

4 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.