TEMPO.CO, Yogyakarta - Omzet pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta naik 300 persen dibanding hari biasa pada Ramadan 2016. “Kenaikan harga komoditas tidak mempengaruhi daya beli masyarakat,” Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM DIY, Yuli Afriyandi pada Selasa 7 Juni 2016.
Saat Ramadan tiba, pelaku usaha kecil makanan dan minuman justru banyak bertebaran dan ramai pembeli. Mereka menjajakan dagangannya untuk buka puasa. Ada usaha kuliner yang rutin berjualan setiap Ramadan. Ada pula pedagang dadakan.
Baca Juga:
Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM saat ini mendampingi 1.100 UMKM. Selama puasa, rata-rata omzet mereka per hari bisa mencapai Rp 1-5 juta. Untuk pedagang makanan ringan di pinggir jalan, per hari omzetnya bisa mencapai Rp 1 juta.
Sedang, pelaku usaha skala mikro yang ajeg berjualan omzetnya Rp 2-5 juta. Omzet pedagang akan terus naik hingga 500 persen menjelang Lebaran. “Pelaku usaha banjir untung. Pasar tiban banyak bermunculan,” kata Yuli.
Di sepanjang jalan Nitikan-Sorogenen berjubel pedagang dan pembeli mulai pukul 15.00. Ada ratusan gerai pedagang yang menyediakan takjil makanan dan minuman untuk buka puasa. Menunya bermacam-macam, di antaranya penganan tradisional brongkos, ketan, dan kolak pisang.
Pasar Ramadan itu rutin digelar tiap ramadan selama delapan tahun belakangan ini. Mereka menamakannya Ramadan Jogja Tempoe Doloe. Juru bicara Ramadan Jogja Tempoe Doloe, Dwi Kuswantoro mengatakan tahun ini menargetkan omzet Rp 2 miliar atau naik 100 persen dibanding omzet pedagang tahun lalu sebesar Rp 1 miliar.
Kali ini jumlah pedagang yang berjualan kali ini lebih banyak, 220 pedagang. Sedang, tahun lalu ada 120 pedagang yang terlibat. Panitia menambah gerai untuk tempat mereka berjualan di pinggir jalan. “Rata-rata omzet setiap pedagang per hari Rp 500 ribu- 1 juta,” kata Dwi.
Pedagang hanya membayar infaq Rp 150 ribu untuk memperoleh lapak tempat berjualan, edukasi tentang makanan sehat dan layak konsumsi, dan punya kesempatan berpromosi. Tahun ini, panitia mengundang Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk memberi penjelasan tentang jenis makanan dan bahan makanan yang berbahaya bila dikonsumsi. Misalnya bahan makanan yang mengandung formalin.
Penjelasan itu perlu supaya pedagang pasar tiban Ramadan menjaga kualitas dagangannya. Pada Ramadan tahun lalu, BPOM menemukan satu pedagang yang menjual makanan tidak layak konsumsi di arena itu. Pada puasa hari pertama, di pasar sore Ramadan berlangsung grebek takjil dan pawai budaya. Ada gunungan nasi angkringan dan makanan ringan yang ditandu di sepanjang Jalan Nitikan.
SHINTA MAHARANI