TEMPO.CO, Trenggalek – Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengatakan gagasan membangun bandar udara di eks Karesidenan Kediri bukan ambisi pribadinya. Sebab, ide itu merupakan buah komitmen bersama seluruh kepala daerah di tujuh kota dan kabupaten eks Karesidenan Kediri.
Daerah-daerah tersebut ialah Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Blitar, Kabupaten Nganjuk, Tulungagung, dan Trenggalek. Ditambah dua daerah eks Karesidenan Madiun, yakni Kabupaten Ponorogo dan Pacitan. “Salah kalau ada yang menganggap saya berambisi mendirikan bandara di Trenggalek,” katanya kepada Tempo, Sabtu, 5 Maret 2016.
Suami artis Arumi Bachsin ini berujar akan tetap serius menangani pengembangan infrastruktur pelabuhan Prigi serta penuntasan jalur lintas selatan yang menjadi proyek bersama pemerintah pusat, provinsi, dan daerah.
Adapun rencana pendirian bandara, karena merupakan gagasan bersama antarkepala daerah, tidak harus dikerjakan sendiri oleh Trenggalek. Emil menepis kekhawatiran masyarakat bahwa dia mengesampingkan pembangunan maritim dan beralih pada pembangunan bandara.
Emil menilai sikap Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang terkesan menolak pendirian bandara di wilayah selatan Jawa Timur lebih pada alasan teknis. Sebab wilayah udara eks-Karisidenan Kediri masih tertutup untuk penerbangan sipil dan menjadi otoritas Pangkalan Udara Iswahyudi Magetan. “Jadi gubernur bukan menolak mendukung pembangunan wilayah pesisir selatan,” kata Emil.
Menurut dia, telah terjadi kesepahaman antara Kementerian Perhubungan dan Panglima TNI untuk membuka wilayah udara di eks-Karisidenan Kediri. Pembukaan akses transportasi udara diharapkan bisa mempercepat pembangunan ekonomi kawasan pesisir selatan yang selama ini terisolasi. “Jadi mumpung mau dibuka, kami memperjuangkan pendirian bandaranya,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan keberatan memberikan izin pembangunan bandara di Trenggalek dan Kediri meski tujuannya mempercepat pembangunan di kawasan selatan Jawa Timur. “Kalau di sana (Trenggalek dan Kediri) tidak bisa,” katanya di Surabaya.
Area udara Trenggalek dan Kediri, kata Soekarwo, harus bebas dari penerbangan sipil krena menjadi tempat latihan pesawat tempur. Bahkan Komandan Pangkalan Udara Iswahyudi, menurut Soekarwo, pernah menyatakan keberatan ketika pemerintah daerah hendak membangun lapangan terbang di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.
HARI TRI WASONO