TEMPO.CO, Jakarta - Aturan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) dinilai bakal membuat perbankan di Indonesia akan memperoleh tambahan dana likuiditas yang bisa digunakan untuk penyaluran pembayaran. Salah satu dari perbankan yang menerima tambahan likuiditas adalah Panin Bank.
"Kalau Bank Panin tambahannya (likuiditas) sekitar Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun," kata Presiden Direktur Panin Bank, Herwidayatmo di Jakarta, Selasa, 1 Maret 2016.
Baca Juga:
Sebelumnya Bank Indonesia memutuskan menurunkan giro wajib minimum primer sebesar 1 persen dari 7,5 persen menjadi 6,5 persen. Namun begitu, Bank Panin menyatakan belum akan melakukan revisi target penyaluran kredit di tahun ini. "Kami kan juga melihat kondisi perekonomian. Kita masih tetap konservatif,” tutur Herwidayatmo. Lebih penting baginya bahwa ada keseimbangan antara pertumbuhan perusahaan dengan prinsip kehati-hatian.
Penurunan GMW ini pada awalnya didasari oleh keyakinan Bank Indonesia akan kondisi fundamental perbankan saat ini yang sudah lebih kuat. Kondisi lebih kuat ini meskipun kinerja korporasi sedikit terhambat akibat perlambatan ekonomi domestik dan situasi perekonomian global.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sebelumnya menyebutkan penurunan GWM Primer mampu menambah dana ekstra likuiditas sebesar Rp 34 triliun. Dampaknya bagi perbankan, akan menjadi peluang yang efektif untuk menyalurkan dana kepada nasabah.
Meski akhir tahun 2015 likuiditas perbankan cenderung ketat, saat ini kondisi likuiditas menjadi longgar sehingga mampu mendukung kegiatan pembiayaan perbankan. Agus juga mengapresiasi langkah pemerintah mempercepat realisasi anggaran dengan meningkatkan belanja infrastruktur karena mendorong pertumbuhan kredit lebih optimal.
Hingga saat ini perrumbuhan kredit tercatat 10,5 persen year on year. Angka itu meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,8 persen year on year.
EGI ADYATAMA