TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan PT Antam (Persero) Tbk Dimas Wikan Pramudhito menyebutkan perseroan berpengalaman dalam menambang karena memiliki beberapa lokasi tambang emas di Indonesia.
"Tentu Antam punya pengalaman menambang emas, karena kami memiliki tambang emas, seperti di Cikotok yang saat ini pascatambang. Kami juga memiliki tambang emas dalam di Pongkor dan Cibaliung," kata Dimas di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 22 Januari 2016.
Untuk itu, menurut Dimas, perseroan siap mengelola tambang emas di Freeport meski skala dan mesin yang digunakan masih berbeda jauh dengan yang dimiliki Freeport. Namun, ucap Dimas, ia tidak ingin melangkahi pemerintah, karena divestasi saham adalah urusan pemerintah. Dan sebagai perusahaan badan usaha milik negara, perseroan hanya menjalankan perintah.
"Kami menunggu instruksi, mendukung penuh apa penugasan pemerintah. Tak ingin mendahului siapa pun, karena yang secara formal telah diberikan penawaran formal dari Freeport adalah pemerintah RI," ujarnya.
Di sisi lain, Dimas mengaku perseroan juga sudah membicarakan kemungkinan rencana divestasi saham Freeport dengan beberapa bank pendukung. "Kalau, misal, pembicaraan dan diskusi, kami saling tukar pendapat dan ide tentunya. Selain di-support bank BUMN, kami di-support bank swasta. Kami sekadar berbicara dan tukar pikiran."
Baca: Pekerja Cina dalam Proyek Kereta Cepat Hanya Tenaga Ahli
Tahun ini, PT Freeport Indonesia wajib mendivestasikan saham kepada pemerintah sebesar 10,64 persen dari seluruh kewajiban divestasi sebesar 30 persen, seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Mineral dan Batu Bara.
Saat ini pemerintah sudah memiliki 9,36 persen saham Freeport. Tahun ini, PT Freeport Indonesia berkewajiban melakukan divestasi saham sebesar 20 persen. Namun, karena pemerintah sudah memiliki 9,36 persen saham, sisa divestasi sebesar 10,64 persen. Dan 10 persen sisanya akan ditawarkan pada 2019.
Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Rawan Digugat?
Beberapa waktu lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan PT Freeport Indonesia telah menyampaikan harga divestasi yang ditawarkan itu senilai US$ 1,7 miliar. Namun, karena harga saham divestasi masih terlalu mahal, saat ini pemerintah sedang mengkaji nilai riil saham perusahaan tambang Freeport Indonesia.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI