TEMPO.CO, Semarang - PT Semen Indonesia menargetkan produksi hingga 100 juta ton pada 2030. Target produksi itu dibuat dengan membangun sejumlah pabrik di dalam negeri dan negara asing.
“Salah satunya membuka di Rembang dan Vietnam,” kata Head of Engineering and Construction PT Semen Indonesia Heru Indrawidjajanto di kantornya, Kamis, 14 Januari 2014.
Selain membangun pabrik yang ia sebutkan, tercatat perusahaan milik negara itu sedang menyiapkan pembangunan di Aceh, Papua, dan Kupang. “Proyek pabrik di Rembang sudah 81,6 persen pada akhir tahun lalu, kami siap beroperasi pada 2016,” ujarnya.
Menurut dia, anggaran pembangunan yang direncanakan untuk membangun pabrik semen di Rembang mencapai Rp 4,4 triliun. Saat ini proses operasional masih menunggu izin pinjam-pakai kawasan hutan untuk jalan produksi tambang dan ketersediaan tenaga listrik dari PT PLN. Sejumlah izin itu diperkirakan akan terealisasi pada Agustus mendatang.
Dalam kesempatan yang sama, Head Of Rembang Project Ari Wardhana menyatakan pabrik semen di Kabupaten Rembang yang sedang dibangun itu bakal mampu memproduksi 3 juta ton per bulan dan untuk memenuhi kebutuhan pasar di Jawa Tengah, yang selama ini dibantu dari Jawa Barat dan Jawa Timur.
“Kami bisa produksi dari luas lahan 520 hektare berdasarkan izin lokasi yang ditambang,” ucapnya.
Produksi semen di Rembang itu nyaris sama dengan pabrik yang telah dibangun di Vietnam dan Myanmar, yang rata-rata produksinya 2,5-3 juta ton per bulan. “Selama ini kebutuhan semen di Jawa Tengah dipasok dari Tuban oleh semen Gresik,” katanya.
Menurut Ari, pada 2015, kebutuhan semen nasional 60 juta ton. Pada 2016, diperkirakan akan naik 6 persen. Semen Indonesia mengejar 44 persen dari kebutuhan yang ada.
EDI FAISOL