TEMPO.CO, Bandung - Direktur Komersial dan Teknologi PT Industri Kereta Api (Inka) Yunendar Aryo Handoko mengakui perusahaannya belum sanggup memproduksi gerbong kereta untuk kereta cepat. “Belum,” kata dia di Bandung, Jumat, 11 Desember 2015.
Yunendar mengatakan, kemampuan disain enggineering dan fasilitas produksi PT Kereta Api baru ditujukan untuk sarana kereta dengan batas kecepatan maksimum 140 kilometer per jam. “Di atas itu kemampuan enggineering dan fasilitas produksi belum memadai. Masih perlu ditingkatkan,” kata dia.
Menurut Yunendar, saat ini pemerintah menginginkan PT Inka untuk membuat pabrik baru untuk memproudksi sarana kereta ringan perkotaan jenis LRT (Light Rapid Transit). Pemerintah sudah mengusulkan pada Badan Anggaran DPR agar PT Inka mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk membangun pabrik baru khusus kereta ringan. “Kemarin sudah disetujui di Banggar, (rencana PMN) sekitar Rp 1 triliun,” kata dia.
Yunendar mengatakan, dengan penyertaan modal itu, pembangunan pabrik baru khusus kereta ringan yang rencananya ada di Gresik itu bisa dimulai tahun depan. “Mudah-mudahan kita mulai tahun depan. Investasinya masih di hitung,” kata dia.
Menurut Yunendar, rencana pembuatan pabrik itu sendiri sedianya tahun ini, tapi tertunda. Mengantisipasi penundaan lagi, khawatir PMN batal, PT Inka menimbang sumber pembiayaan lainnya. “Kita cari yang lain. Bisa dari mana saja, sedang kita pikirkan,” kata dia.
Yunendar mengatakan, saat ini PT Inka tengah menyiapkan prototipe produk baru. “PT Inka sedang mengembangkan sistem transportasi untuk solusi di perkebunan dan pertambangan,” kata dia.
Dia enggan bicara rinci soal produk baru itu dengan alasan masih produknya masih dalam tahap pengembangan bekerjasama dengan sejumlah perkebunan untuk mencoba sistem tersebut. “Kita harapkan bisa meningkatkan efisensi dan produksi di daerah perkebunan dan pertambangan sehingga ongkos produksi mereka bisa lebih murah,” kata Yunendar.
Yunendar mengatakan, produks baru sistem transportasi di perkebunan dan pertambangan itu ditargetkan membuka lagi pasar baru untuk PT Inka selain lini bisnis utamanya produksi sarana perkeretaapian. “Kita masih mengembangkan produksinya dulu. Kita buktikan dalam bentuk prototipe,” kata dia.
AHMAD FIKRI