TEMPO.CO, Mataram -Sebagai upaya menggerakkan perekonomian wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), Bank Indonesia (BI) mengembangkan industri kecil dan menengah di sektor ekonomi kreatif melalui Program Pengembangan Desa Tenun. Program Desa Tenun merupakan program kewilayahan berbasis potensi atau komoditas unggulan daerah.
Menurut Kepala Perwakilan BI Bali Dewi Setyowati, Bali dan Nusa Tenggara dikenal oleh dunia internasional tidak hanya karena keindahan alamnya, tapi juga keunikan budayanya. "Salah satunya kain tenun tradisional," katanya sewaktu berbicara di depan Wartawan Ekonomi Bisnis, yang mengikuti pelatihan di Hotel Ombak Sunset Gili Trawangan, Jumat, 4 Desember 2015, malam.
Kain tenun di Bali, NTB, dan NTT mempunyai kekhasan masing-masing dan nilai keekonomian yang tinggi. Program Desa Tenun bertujuan memperkuat tiap rantai nilai produksi tenun, antara lain dengan memberikan bantuan teknis, produksi, dan akses pemasaran. Desa Tenun telah dikembangkan di 10 titik yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Provinsi Bali. "Ada 120 unit ATBM yang diberikan kepada perajin," ujarnya kepada Tempo.
Misalnya di Desa Pakraman Karang di Desa Pejukutan, terletak 29 kilometer arah timur dari Pelabuhan Nyuh, di Pulau Nusa Penida, Bali. Di desa ini, dalam lima tahun terakhir, dihidupkan kembali tradisi menenun Cepuk Rangrang yang kini sedang naik daun di Indonesia. "Kami menghidupkan kembali tradisi menenun dari nenek moyang," kata Ketua Kelompok Industri Tenun Winangun Asri Wayan Sukerta.
Di NTB, BI sudah membantu empat unit alat tenun gedogan di Kabupaten Sumbawa. Di Bunmudrak, Lombok Tengah, pernah diusulkan bantuan alat tenun bukan mesin, tapi terhambat lokasi dan bangunan penempatannya. "Belum jelas kepemilikannya," ujar Manajer Akses Keuangan dan UMKM BI NTB Ni Nyoman Sariani kepada Tempo.
Pertumbuhan ekonomi kreatif ini tidak lepas dari pengembangan koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara yang erat dengan tema sebagai "Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional".
Dalam jangka panjang, kegiatan kepariwisataan merupakan pendorong pembangunan ekonomi di Bali-Nusa Tenggara melalui diversifikasi produk wisata, perluasan kawasan pariwisata, dan pengembangan daya saing destinasi pariwisata secara berkelanjutan, ataupun pengembangan pangsa pasar dengan daya beli tinggi.
SUPRIYANTHO KHAFID