TEMPO.CO, Bandung - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan para peserta Musyawarah Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bahwa Kadin adalah organisasi ekonomi, bukan politik. Karena itu, kata Jusuf Kalla, para pengusaha harus meningkatkan kerja sama.
"Orang politik mengutamakan persaingan untuk memenangi sesuatu supaya bisa memakmurkan rakyat. Orang ekonomi menekankan kerja sama untuk kemakmuran rakyat," ujar JK pada pembukaan Munas Kadin di Bandung, Senin, 23 November 2015.
JK berharap musyawarah ini dapat menghasilkan pimpinan yang dapat memajukan Kadin di tengah perlambatan ekonomi.
Sebelumnya, Kadin mengalami dualisme kepemimpinan. Isu ini telah bergulir sejak tahun lalu, dimulai dengan manuver Oesman Sapta Odang membentuk Kadin tandingan yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli. Oesman Sapta membentuk Kadin tandingan setelah dipecat dari kepengurusan Kadin pimpinan Suryo Bambang Sulisto.
Pada munas kali ini, 2.000 peserta dari berbagai utusan Kadin di seluruh Indonesia akan menghadiri rangkaian kegiatan. Mulai dari rapat pleno, rapat konvensi, dan pemilihan Ketua Umum Kadin nasional.
Selain para utusan Kadin seluruh Indonesia, hadir pula Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Perindustrian Saleh Husain, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, juga Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Jusuf Kalla menyatakan dukungannya kepada dua kandidat calon ketua umum terpilih untuk bersaing secara sehat. Kedua kandidat itu adalah bekas Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan pengusaha Rosan Roeslani. "Siapa pun yang terpilih akan didukung pemerintah."
TIKA PRIMANDARI