TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengeluhkan anggaran yang diberikan untuk sektor pariwisata masih sangat rendah. Anggaran rendah menyulitkan pihaknya mendorong kemajuan sektor pariwisata. “Kita setiap ditanya bilang berkomitmen mau memajukan, tapi anggaran yang diberikan tidak menunjukkan komitmen tersebut,” katanya dalam sesi paparan Tempo Economic Briefing, di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 17 November 2015.
Arief Yahya membandingkan jumlah anggaran pariwisata Indonesia dengan Malaysia yang sangat jomplang. Anggaran pariwisata Indonesia saat ini, meski sudah naik dari Rp 300 miliar menjadi Rp 1 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan Malaysia yang mencapai Rp 4 triliun. “Promosi kita lemah memang karena tidak dibiayai,” ujar Arief.
Tahun 2016, Arief mengharapkan anggaran pariwisata dapat ditingkatkan kembali menjadi Rp 3 triliun.
Sementara itu, wisatawan mancanegara (wisman) yang ditargetkan hingga akhir tahun ini mencapai 10 juta wisman. Sampai akhir September 2015, Arief mengatakan sudah tembus 7 juta wisman, sedangkan 2016, ia menargetkan lebih besar lagi yaitu tumbuh hingga 12 juta wisman. Rata-rata setiap wisman, menurut Arief, dapat dihargai US$ 1.200, sehingga 1 juta wisman saja berpotensi memberikan devisa hingga US$ 12 miliar.
Arief menuturkan saat ini, kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia baru mencapai 9 persen, dengan perolehan devisa US$ 10 miliar. Ia menargetkan dapat meningkatkan kontribusi hingga 15 persen dan perolehan devisa hingga US$ 30 miliar. “Saya ingin perlahan devisa sektor pariwisata bisa mengalahkan sektor minyak dan gas,” kata dia.
Pemaparan Arief tersebut disampaikan pada gelaran Tempo Economic Briefing dengan tema “Mengembalikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016” hari ini. Acara tersebut dibuka Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla, dan menghadirkan sejumlah pembicara seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Hermanto Dardak, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Direktur Utama Pelindo II RJ Lino. Seratusan eksekutif perusahaan swasta dan badan usahan milik negara hadir dalam acara tahunan tersebut.
GHOIDA RAHMAH