TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina berharap dapat mengurangi impor dan menghemat devisa negara hingga 5 -6 peren per tahun dengan mulai beroprasinya Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) milik PT Pertamina yang terletak di Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah. RFCC RU IV Cilacap dinyatakan siap untuk beroperasi secara komersial pada Oktober 2015.
Hal tesebut ditandai dengan adanya hasil produksi yang telah dikeluarkan oleh unit RFCC tersebut berupa High Octane Mogas Component (HOMC) dan LPG. “Produksi LPG dari RFCC RU IV Cilacap telah dimulai pada awal Oktober 2015 lalu di unit LPG Plant dan kini siap didistribusikan ke masyarakat melalui Gasdom Region IV,” kata General Manager RU IV Cilacap Nyoman Sukadana dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 11 Oktober 2015.
Pertamina menyatakan bahwa tujuan pembangunan RFCC Project Cilacap adalah untuk meningkatkan produksi HOMC dengan target 37.000 barel per hari, LPG sebesar 1.066 ton per hari, dan Propylene sebanyak 430 ton per hari. Sebelumya, pemenuhan kebutuhan LPG masyarakat berasal dari RU IV Cilacap dan impor, dimana RU IV Cilacap per harinya dapat memproduksi sekitar 200 ton per hari.
"Dengan beroperasinya unit RFCC yang menghasilkan produksi LPG 1.066 ton per hari, kita dapat menekan impor LPG untuk kebutuhan Jawa Tengah dan Yogyakarta sebesar 50% sehingga dampaknya sangat signifikan untuk menghemat devisa negara," kata Nyoman menambahkan.
INGE KLARA SAFITRI