TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan garam rakyat yang diproduksi dari ladang petani sanggup memenuhi standar kualitas garam industri. Sebagai lumbung garam nasional, Jawa Timur mampu memenuhi sepertiga dari total kebutuhan nasional garam sebesar 3,6 juta ton tahun 2014.
“Jawa Timur memproduksi 1.086 juta ton produksi garam rakyat pada tahun 2014 dari luas lahan total 11.559 hektare,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Heru Tjahjono kepada Tempo, Selasa, 22 September 2015.
Untuk garam konsumsi, Heru mengatakan, Jawa Timur menyuplai 900 ribu ton dari total kebutuhan garam konsumsi nasional sebesar 1,48 juta ton.
Jika bantuan program geomembran atau geoisolator berjalan penuh, pihaknya optimistis produksi garam Jawa Timur meningkat. “Kami sanggup suplai 50 persen kebutuhan nasional kalau semua menggunakan geomembran,” ujar Heru.
Saat ini, baru 97 kelompok di 11 kabupaten/kota di Jawa Timur yang mendapatkan hibah geoisolator dari Pemerintah Provinsi. Itu belum termasuk bantuan dari program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dari Kementerian Kelautan dan perikanan.
“Mengacu pada target nasional, ke depan, produksi Jawa Timur diharapkan sebesar 1,1 juta ton dengan total luas tambak garam 11.350,65 hektare. Sebanyak 60 persen berupa garam KW I, meskipun tidak disebutkan target tersebut untuk garam industri atau konsumsi.”
Heru juga optimistis kualitas garam rakyat petani Indonesia tak kalah dengan garam impor. Hal itu terbukti dari uji laboratorium mandiri yang pernah dilakukan terhadap garam hasil teknologi geomembran. Garam rakyat mampu mengandung kadar NaCl 91 persen dalam jangka waktu enam hari.
“Jika umurnya lebih lama, tidak tertutup kemungkinan kandungannya menyamai garam SNI, yakni lebih dari 95 persen. Kami yakin garam rakyat bisa mencapai standar garam industri,” tuturnya.
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam Muhammad Hasan meminta agar pemerintah segera menyalurkan bantuan geomembran kepada petani. Sebab, panen raya telah memasuki bulan kedua. “Geoisolator ini lambat, padahal garam sangat bergantung pada musim. Semakin cepat makin baik, karena banyak petani yang mengharapkan bantuan geoisolator,” ucapnya.
ARTIKA RACHMI FARMITA