TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab (UEA) mempertimbangkan untuk memesan kapal perang buatan PT PAL Indonesia. Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M. Firmansyah Arifin mengatakan beberapa negara melirik kapal perang produk Indonesia lantaran kecanggihannya.
"Beberapa negara sudah mulai bernegosiasi untuk pemesanan," katanya pada Ahad, 13 September 2015.
Baca Juga:
Dia menjelaskan UEA tertarik membeli kapal jenis LPD, seperti yang dipesan Filipina. Ketertarikan UEA diungkapkan ketika petingginya melihat langsung KRI Banda Aceh saat evakuasi ekor pesawat AirAsia. Sebelumnya, negara yang telah memesan dan kini sudah memasuki tahap akhir adalah Filipina. Negeri tetangga ini membeli dua kapal perang tipe strategic sealift vessel (SSV).
Menurut Firmansyah, dua kapal perang berukuran panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter itu merupakan alat utama sistem senjata pertama yang diekspor ke negara lain. Pengiriman kapal pertama akan dilaksanakan dengan kontrak 28 bulan, yang akan diluncurkan pada Desember 2015. Sedangkan kapal kedua sekitar 36 bulan.
Pesanan dari Filipina diperoleh setelah BUMN itu menang tender internasional US$ 90 juta dengan menyingkirkan tujuh perusahaan, termasuk dari Korea Selatan. "Kami menang karena pengalaman. Militer Filipina yakin bahwa kapal yang dipesan itu sudah dipakai di negara kita," ucapnya.
Sesuai dengan peraturan pemerintah, tingkat kandungan komponen dalam negeri (TKDN) kapal perang yang diekspor ke Filipina telah memenuhi regulasi, yakni 30-35 persen. PT PAL pun menyiapkan strategi jangka panjang, yakni seluruh komponen kapal perang canggih bikinan tangan-tangan anak negeri.
ANTARA