Omsetnya kini mencapai Rp 10 juta sebulan. Sebagian besar pelanggan Aminah ialah ibu-ibu sosialita perumahan elit di Surabaya Barat. “Memang namanya wirausaha, pesanan tidak selalu ada. Tapi biasanya Sabtu-Minggu full order dari ibu-ibu yang menggelar open house, acara syukuran, pengajian, macam-macam,” urainya.
Dari jualan pecel semangginya itu, Aminah mampu membeli sebuah mobil BMW bekas keluaran tahun 2013. Sambil tersipu, ia mengaku membelinya dengan pertimbangan agar dapat digunakan sebagai mobil pribadi. “Biar kalau mengantar pesanan ke perumahan jadi agak keren dikit, meskipun cuma jualan semanggi,” katanya.
Gara-gara BMW-nya pula, ia pernah membuat heboh di Balai Kota Surabaya. Perkaranya, saat Pemkot Surabaya menggelar acara pameran UMKM, mobilnya dibiarkan tetap terparkir di deretan mobil para tamu. Risma akhirnya tahu bahwa itu kepunyaan Aminah, si penjual pecel semanggi langganan instansinya. “Bu Risma sampai ‘menyindir’ BMW saya waktu memberi sambutan di panggung, padahal saya nggak bilang-bilang lo,” kisahnya.
Aminah bermimpi, kelak ingin membuat makanan pecel semanggi dinikmati banyak orang di luar sana. Dengan berjualan online dan memperkuatnya dengan promosi via media sosial, kini pembelinya mulai merambah hingga Ibukota Jakarta. “Bahwa ini makanan khas Surabaya yang sehat.”
ARTIKA RACHMI FARMITA
Video Kisah-Kisah Inspiratif: