TEMPO.CO, Bandung - Di Kota Bandung harga daging sapi masih tinggi kendati bervariasi antara Rp 110 ribu hingga Rp 130 ribu per kilogram. “Situasinya relatif tidak merata karena sumber pasokannya berbeda,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Ferry Sofwan Arief pada Tempo, Senin, 24 Agustus 2015.
Ferry mengatakan, harga sapi impor hasil penggemukan feedlotter masih bisa ditekan, sementara harga sapi lokal masih lebih mahal. Kendati demikian, pasokan masih terbatas karena perusahaan penggemukan sapi atau feedloter masih mengeluarkan stok sapi impor bertahap.
Catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat di Pasar Sederhana, misalnya, harga daging sapi Rp 110 ribu, sementara di Pasar Kiaracondong Rp 120 ribu per kilogram. Harga daging sapi lebih tinggi di Pasar Baru, Pasar Andir, serta Pasar Kosambi menembus Rp 130 ribu per kilogram.
Ferry mengatakan, feedlotter diminta bergiliran mengeluarkan stok sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Ada tapi terbatas. Hukum suply dan demand sederhana, permintaan tetap tinggi, suply terbatas. Harga akhirnya tetap dalam posisi belum turun. Tapi posisi harga sekarang sudah turun sedikit, sebelumnya Rp 140 ribu turun ke Rp 130 ribu per kilogram,” kata dia.
Pemerintah menargetkan harga daging sapi bisa ditekan maksimal Rp 100 ribu per kilogram. “Tapi itu belum bisa dilakukan,” kata Ferry.
Adapun harga daging ayam saat ini masih relatif tinggi. Harganya masih menembus Rp 40 ribu per kilogram di semua pasar yang menjadi pantauan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat di Kota Bandung. Harga daging ayam sepekan terakhir masih bertahan Rp 40 ribu per kilogram.
Ferry mengatakan, masih menunggu seminggu ini agar pasokan ayam kembali normal. “Seminggu lagi sudah mulai panen. Harga harapannya kembali ke normal. Targetnya Rp 30 ribu sampai Rp 32 ribu per kilogram,” kata dia.
Menurut Ferry, sejak Mei 2015 hingga bulan ini, ada lima komoditas makanan yang harganya befluktuasi. Tiga diantaranya adalah daging sapi, ayam,dan cabai. “Harganya merangkak naik,” kata dia.
Cabai, misalnya, mulai menunjukkan gejala melonjak lagi setelah harganya sempat tertahan saat panen raya bersamaan dengan Hari Raya Lebaran. “Begitu masuk Juli-Agustus panennya sudah berkurang sehingga harganya mulai naik lagi,” kata dia.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat mencatat harga cabai merah keriting hari ini, Senin, 24 Agustus 2015, di lima pasar tradisional di Kota Bandung berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram. Cabe merah biasa Rp 30 ribu, cabe rawit hijau Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram, lalu cabe rawit merah Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram. “Harga di Jakarta lebih tinggi lagi,” kata Ferry.
Soal harga sapi, Kepala Rumah Potong Hewan (RPH), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Sri Rezeki, mengatakan, pasokan sapi ke rumah potong masih belum normal. “Masih belum normal,” kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 24 Agustus 2015.
Sri mengatakan, sepekan terakhir pasca berakhirnya mogok jualan pedagang sapi, rata-rata dalam sehari ada 90 ekor sapi yang dipotong di tiga rumah potong di Bandung. “Harga karkas dari rumah potong sekarang Rp 80 ribu sampai Rp 82 ribu per kilogram,” kata dia.
Kendati pasokan belum normal, harga karkas relatif sudah turun. “Waktu pedagang demo (mogok jualan) harga karkas Rp 88 ribu per kilogram,” kata Sri. Sementara saat pasokan normal, harga karkas menembus Rp 98 ribu per kilogram.
Menurut Sri, saat ini sapi impor yang dominan masuk di rumah potong karena harganya lebih murah ketimbang sapi lokal. “Hampir 90 persen yang masuk rumah potong sapi impor,” kata dia.
AHMAD FIKRI