TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Anggaran DPR, Achmadi Noor Supit berharap perombakan kabinet mampu membenahi koordinasi kementerian. Selama ini, masalah koordinasi baik internal maupun antarkementerian kerap dikeluhkan. Karena dua kementerian koordinator yang dijabat orang baru dapat mengubah kondisi tersebut.
Menurut dia, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli adalah sosok yang kuat. "Tapi hal ini tak langsung mempermudah koordinasi menteri-menteri yang ada di bawahnya," kata Achmadi di komplkes DPR Senayan, Jumat 14 Agustus 2015.
Ada beberapa menteri dalam Kabinet Kerja memiliki karakter khusus. Salah satu contohnya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang disebut punya gaya "main terabas". Ia mengatakan, Susi bukan hanya kesulitan berkoordinasi dengan menteri lain, tetapi juga di internal kementeriannya. "Menterinya jalan sendiri tapi birokrasinya enggak, kan enggak cocok," kata dia. Padahal, kata dia, koordinasi antar kementerian ini sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan pasar. Saat ini, pasarr tengah dibuat resah akibat nilai tukar rupiah yang terus merosot. "Ini harus jadi warning untuk menteri-menteri ekonomi," kata dia.
Achmadi menunggu kinerja sosok-sosok baru dalam tim ekonomi Jokowi untuk mempercepat penyerapan anggaran. Terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan, salah satu cara mengembalikan kepercayaan pasar adalah dengan menunjukkan pertumbuhan ekonomi itu masih ada.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengomentari nilai tukar rupiah yang terus tertekan. Menurut dia, fluktuasi mata uang rupiah sangat tergantung dan ditentukan invetasi yang masuk, terutama dalam bentuk valuta asing dolar.
Dia menuturkan jika investasi masuk maka tekanan terhadap kurs rupiah lebih reda. "Semuanya itu sangat tergantung seberapa berhasil kita mengundang, sekarang ini, senang atau tidak senang, sangat ditentukan oleh investasi masuk terutama dalam dolar," katanya.
Melemahnya rupiah, menurut Darmin, bukan disebabkan hanya sentimen pasar namun juga berbagai hal yang berkaitan. "Bukan sekedar faktor ketidakpercayaan pasar, tapi juga pengaruh internasional dan regional. Penyebabnya ya gabungan dari ketiganya, bukan hanya satu faktor," katanya.
Darmin mengakui faktor-faktor yang membuat rupiah tertekan masih akan berlangsung. Meski demikian, dia yakin perubahan situasi ekonomi saat ini tergantung dari kerja keras dari pemerintah.
TRI ARTINING PUTRI | ALI HIDAYAT
Ketua Badan Anggaran DPR, Achmadi Noor Supit, mengatakan adanya perombakan kabinet akan berguna jika mampu membenahi koordinasi kementerian. Selama ini, masalah koordinasi baik internal maupun antarkementerian kerap dikeluhkan.
Menurut dia, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli adalah sosok yang kuat. "Tapi hal ini tak langsung mempermudah koordinasi menteri-menteri yang ada di bawahnya," kata Achmadi.
Ada beberapa menteri dalam Kabinet Kerja memiliki karakter khusus. Salah satu contohnya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang disebut punya gaya "main terabas". Ia mengatakan, Susi bukan hanya kesulitan berkoordinasi dengan menteri lain, tetapi juga di internal kementeriannya. "Menterinya jalan sendiri tapi birokrasinya enggak, kan enggak cocok," kata dia. Padahal, kata dia, koordinasi antar kementerian ini sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan pasar. Saat ini, pasarr tengah dibuat resah akibat nilai tukar rupiah yang terus merosot. "Ini harus jadi warning untuk menteri-menteri ekonomi," kata dia.
Achmadi menunggu kinerja sosok-sosok baru dalam tim ekonomi Jokowi untuk mempercepat penyerapan anggaran. Terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan, salah satu cara mengembalikan kepercayaan pasar adalah dengan menunjukkan pertumbuhan ekonomi itu masih ada.Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengomentari nilai tukar rupiah yang terus tertekan. Menurut dia, fluktuasi mata uang rupiah sangat tergantung dan ditentukan invetasi yang masuk, terutama dalam bentuk valuta asing dolar.
Dia menuturkan jika investasi masuk maka tekanan terhadap kurs rupiah lebih reda. "Semuanya itu sangat tergantung seberapa berhasil kita mengundang, sekarang ini, senang atau tidak senang, sangat ditentukan oleh investasi masuk terutama dalam dolar," katanya di kompleks DPR, Jumat 14 Agustus 2015.
Melemahnya rupiah, menurut Darmin, bukan disebabkan hanya sentimen pasar namun juga berbagai hal yang berkaitan. "Bukan sekedar faktor ketidakpercayaan pasar, tapi juga pengaruh internasional dan regional. Penyebabnya ya gabungan dari ketiganya, bukan hanya satu faktor," katanya.
Darmin mengakui faktor-faktor yang membuat rupiah tertekan masih akan berlangsung. Meski demikian, dia yakin perubahan situasi ekonomi saat ini tergantung dari kerja keras dari pemerintah.
TRI ARTINING PUTRI | ALI HIDAYAT