TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan alternatif merangsang pertumbuhan ekonomi masih bisa dilakukan di beberapa sektor. Pernyataan dilontarkan Kepala Bappenas Andrinof Chaniago menanggapi beberapa kejadian pemutusan hubungan kerja di beberapa daerah di Tanah Air.
"Ya kita cari peluang lain di dalam negeri," kata Andrinof di kantor Bank Indonesia, Selasa, 4 Agustus 2015.
Sampai saat ini pemutusan hubungan kerja terjadi di beberapa daerah. Di Jawa Tengah, terhitung pada 6 Juli lalu 1.091 orang tidak lagi bekerja.
Di Kalimantan Timur, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat sudah ada 5.000 karyawan yang terkena PHK. Semuanya adalah pegawai di perusahaan pertambangan.
Menurut Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia, PHK terjadi akibat banyak perusahaan yang menderita kerugian berupa margin yang minus hingga 60 persen. Hal ini bermuara dari pelemahan ekonomi global dan jatuhnya harga komoditas primer seperti batubara di pasar dunia.
Menurut Andrinof, sektor yang masih bisa berpeluang tumbuh antara lain perikanan dan pertanian. Sebab, permintaan komoditas dalam sektor ini cenderung stabil, bahkan sempat mengalami kenaikan.
Namun, dia tidak menjawab bagaimana memindahkan pekerja tambang ataupun pekerja industri, menjadi pekerja di sektor perikanan atau pertanian. "Tidak semua industri lesu kan."
Ucapan Andrinof disambut baik Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo. Dia menambahkan, sektor lain seperti pariwisata juga berpotensi menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
"Pariwisata juga berpeluang menaikkan devisa hingga US$ 12,9 miliar," kata Indroyono.
ROBBY IRFANY