TEMPO.CO, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Dis Ekonomik Iliskiler Kurulu Turkey (DEIK) atau Dewan Kerja Sama Ekonomi Turki. Kedua pihak menyepakati peningkatan kerja sama perdagangan, investasi, dan teknologi.
Rencananya Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto dan Ketua DEIK Omer Cihad Vardan yang akan langsung menandatangani kerja sama tersebut pada Sabtu, 1 Agustus 2015. "Selain penandatanganan, juga akan ada pertemuan bisnis di berbagai sektor," demikian keterangan tertulis dari Kadin.
Turki saat ini menjadi mitra dagang terbesar nomor tujuh di kawasan Eropa bagi Indonesia. Total perdagangan kedua negara mencapai US$ 2,47 miliar tahun lalu. Dari angka tersebut, Indonesia mencetak surplus US$ 415 juta. Ekspor utama Indonesia ke Turki adalah karet alam, serat sintetis, minyak sawit, sandal, sepatu, dan tekstil. Sebaliknya, Turki banyak mengekspor terigu dari Indonesia.
Di bidang investasi, total nilai investasi Turki di Indonesia tahun lalu tercatat US$ 64,1 juta dalam 29 proyek. Angka itu lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu US$ 11,7 juta pada 22 proyek. Di bidang pariwisata, jumlah wisatawan Turki tahun lalu sebanyak 6 ribu orang.
Penandatanganan ini merupakan rangkaian dari kunjungan tiga hari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Pada hari sebelumnya, Presiden Joko Widodo menjamu Erdogan di Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu, Jokowi mengatakan, ia dan Erdogan membahas beberapa hal, antara lain isu-isu keislaman, terorisme, dan perdamaian dunia.
FAIZ NASHRILLAH