TEMPO.CO, Jakarta - Chief Executive Officer Twitter Dick Costolo mengatakan pengunduran dirinya tak berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan yang sedang merosot. Sebaliknya, ia menganggap ini saat yang tepat buat mengundurkan diri. Penunjukan pengganti sementara di perusahaan itu, kata Costolo, juga merupakan keputusan tepat.
“Pengawasan perusahaan akan semakin ketat dan proses pencarian CEO baru sudah dimulai,” kata Costolo pada konferensi pers yang dilansir Fortune, Jumat, 12 Juni 2015.
Investor memang mencermati kepemimpinan Costolo. Penyebabnya, profil Twitter sebagai buletin online sangat berbeda dengan profil bisnis perusahaan.
Meski perusahaan memiliki 302 juta pengguna aktif bulanan, meningkat 18 persen dari tahun lalu, laju pertumbuhannya jauh dari harapan investor. Costolo telah mendorong perbaikan produk Twitter untuk memikat pengguna, tetapi hasilnya belum maksimal.
Twitter mencatat pendapatan kuartal pertama senilai US$ 436 juta, atau setara dengan Rp 5,8 triliun, meningkat 74 persen dari tahun lalu. Namun capaian itu masih di bawah ekspektasi analis.
Mereka menyebut Twitter gagal membukukan tambahan potensi pendapatan US$ 162 juta, atau sekitar Rp 2,1 triliun pada kuartal tersebut.
Costolo, yang memimpin Twitter selama enam tahun, akan digantikan secara interim oleh Jack Dorsey pada 1 Juli mendatang. Ini merupakan kali kedua Dorsey menjabat CEO Twitter.
Melalui siaran resmi, Twitter menyatakan telah membentuk komite untuk menyeleksi CEO tetap. Anggota komite itu, yakni anggota dewan direksi Peter Currie, salah satu pendiri Twitter Evan Williams, dan Peter Fenton.
Komite akan mengevaluasi kandidat internal dan eksternal. Kandidat internal yang masuk dalam bursa seleksi, di antaranya chief financial officer Anthony Noto dan presiden pendapatan global Adam Bain.
FORTUNE | LINDA HAIRANI