TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta agar pertumbuhan ekonomi didukung industri berbasis bahan baku lokal. Sebaliknya, perekonomian jangan sampai berbasis konsumsi.
Menurut Jokowi, banyak proyek yang seharusnya bisa menggunakan produk dalam negeri. Namun dalam prakteknya justru menggunakan produk impor. "Sehingga banyak kapasitas industri pabrik yang seharusnya bisa 90 persen tapi hanya 40-60 persen," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di kantor Presiden, Selasa, 9 Juni 2015.
Padahal, menurut Jokowi, nilai tambah industri timbul jika produksinya meningkat. Untuk itu dia berharap pengembangan industri dalam negeri bisa memperbaiki kondisi fundamental ekonomi dalam negeri.
Hal ini, Jokowi menambahkan, harus menjadi perhatian semua pihak, baik kementerian, lembaga, maupun badan usaha milik negara. Pemakaian produk-produk dengan kandungan lokal betul-betul dipaksa. Untuk mencapai tujuan tersebut, kata dia, perlu penyesuaian dan regulasi yang sistematis.
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2015 sebesar 4,71 persen. Angka ini turun 0,5 persen dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 5,21 persen.
“Jika dibandingkan dengan kuartal IV 2014, angka pertumbuhan ekonomi turun 0,18 persen,” ujar Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Selasa, 5 Mei 2015.
Suryamin menyebutkan setidaknya ada tiga penyebab utama perlambatan ekonomi pada kuartal I 2015 ini. Faktor pertama adalah perlambatan ekonomi yang juga dialami negara mitra dagang utama Indonesia.
FAIZ NASHRILLAH