TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan masih ada potensi ketidakpastian dari keputusan FOMC Meeting bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) tadi malam, Rabu, 18 Maret 2015. Sebab, pasar masih menunggu kemungkinan suku bunga The Fed dinaikkan.
"Ya, namanya orang masih menunggu kapan dan seberapa besar," kata Bambang saat ditemui di Direktorat Jenderal Pajak, Kamis, 19 Maret 2015.
Meski begitu, menurut Bambang, orang sudah melihat kemungkinan kenaikan suku bunga tak akan terlalu besar. Selain itu, pergerakan suku bunga The Fed tak akan dilakukan dalam waktu dekat. Buktinya, kondisi rupiah pagi tadi dibuka menguat 150 poin ke level Rp 13.050 per dolar Amerika Serikat.
Menurut Bambang, meski The Fed cukup mempengaruhi kondisi rupiah, pemerintah akan tetap menjaga rupiah agar memiliki daya tahan melalui perbaikan defisit transaksi berjalan.
Lagi pula, Bambang menuturkan, Amerika Serikat tak akan gegabah buru-buru mengambil keputusan menaikkan suku bunga bank sentralnya. Sebab, ekonomi Negeri Abang Sam juga akan merugi jika dolar menguat terlalu cepat. "The Fed harus menghitung tingkat bunga dolar terhadap kondisi dalam negeri," ujarnya.
Hasil pertemuan FOMC The Fed tadi malam memutuskan tidak ada kenaikan bunga hingga akhir tahun ini.
Gubernur The Fed Janet Yellen mengatakan kenaikan suku bunga ditunda hingga ada penilaian lebih jauh mengenai kondisi perekonomian dalam negeri. Komite The Fed menilai beberapa indikator, yakni kondisi pasar tenaga kerja, indikator tekanan inflasi, ekspektasi inflasi, serta perkembangan keuangan domestik dan internasional.
AYU PRIMA SANDI