2. Pangsa pasar
Untuk pangsa pasar penerbangan domestik, Indonesia AirAsia berada di peringkat enam setelah Lion Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Citilink, dan Wings Air. Sementara dalam penerbangan internasional, pasar AirAsia merupakan yang tertinggi diikuti Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya Air.
Pangsa pasar Indonesia AirAsia tahun ini cenderung stagnan dibanding tahun lalu, baik untuk rute domestik maupun internasional. Tahun lalu pangsa pasar AirAsia di penerbangan domestik hanya 3,99 persen, di bawah Wings Air (4,51 persen), Citilink (7,05 persen), Sriwijaya Air (11,36 persen), Garuda Indonesia (22,08 persen), dan Lion Air (43,04 persen).
3. Sempat didera rugi
Data lembaga riset CAPA Centre fo Aviation menyebutkan kinerja keuangan Indonesia AirAsia kurang menggembirakan. Pada semester I 2014 Indonesia AirAsia mengalami kerugian US$ 56 juta. Padahal pada periode pertama tahun sebelumnya, maskapai ini meraup laba US$ 14 juta.
Selain Indonesia AirAsia, ada anak usaha Grup AirAsia lain yang menderita kerugian di awal 2014 yakni Air Asia X. Maskapai full sevice ini merugi US$ 52 juta, dan tahun sebelumnya menerima laba US$ 15 juta.
4. Pertama kali kena musibah
Soal pelayanan, Indonesia AirAsia mungkin layak mendapat pujian. Maskapai ini meriah penghargaan Excellent Service Experience 2014 dari Carre Center for Customer Satisfaction and Loyalty. Ada juga penghargaan Best Managed Low-Cost Airline 2013 dari Frost & Sullivan dan Domestic Airline of the Year 2013 dari Roy Morgan Research. Insiden QZ8501 adalah kecelakaan pertama yang dialami Indonesia AirAsia.
KHAIRUL ANAM | FERY F
Berita Terpopuler
Air Asia Hilang, Ahok: Laut Belitung Banyak Jin
Puing Diduga Air Asia Ditemukan Nelayan Bangka |
Misteri Tiga Menit Sebelum Hilangnya Air Asia