TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan sumbangan sektor hulu minyak dan gas masih di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014 sebesar US$ 29,67 miliar (Rp 369,2 triliun).
Menurut juru bicara SKK Migas, Rudianto Rimbono, saat ini penerimaan di sektor hulu migas mencapai US$ 28,33 miliar atau Rp 352,3 triliun. "Banyak kendala sehingga lifting di bawah APBNP. Segini pun kami masih bersyukur," kata Rudianto, Selasa, 30 Desember 2014. (Baca: Produksi Migas Nasional Tak Capai Target)
Penerimaan ini berasal dari lifting minyak yang mencapai 794 ribu barel per hari (MBOPD) atau senilai US$ 28 miliar. Sedangkan penerimaan dari penambangan gas mencapai 1.218 miliar british thermal unit per hari (BBTUD) senilai US$ 23 juta.
Berkurangnya realisasi penerimaan tahun ini juga disebabkan melesetnya biaya operasional. Di APBNP, biaya produksi hanya US$ 15,04 miliar, sedangkan realisasinya membengkak hingga US$ 15,91 miliar. (Baca: Target Produksi Minyak 2013 Hanya 858 Ribu)
Pada 2015 SKK Migas menargetkan lifting minyak berkisar 850 MBOPD, sedangkan gas 1.177 BBTUD. Biaya operasional dan pengembangannya mencapai US$ 19,5 miliar. Dari produksi ini, sumbangan sektor migas ke APBNP bisa mencapai US$ 19,4 miliar. "Target ini lebih rendah dari tahun lalu karena asumsi menurunnya harga minyak," katanya.
ROBBY IRFANY
Berita Terpopuler
Percakapan Terakhir Pilot Air Asia dengan ATC
Air Asia Hilang, Ahok: Laut Belitung Banyak Jin
Pesan Penumpang Air Asia: 'Goodbye Forever'