Saat itu, kata Wisnu, ada tiga pesawat yang berada flight line yang sama dengan QZ 8501, dan tiga pesawat lain yang melintasi flight line itu.
"Penerbangan padat. Tapi itu tak jadi alasan. Separasi pesawat satu dan yang lainnya cukup. Cukup untuk menghindar ke kiri dan ke kanan," kata Wisnu.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika, kata Wisnu, terdapat awan Cumulonimbus di sekitaran jalur QZ 8501. Awan Cumulonimbus disebut mampu menghempaskan pesawat. "Terbang di bawah Cumulonimbus pun berbahaya," kata Wisnu.
Namun saat melakukan kontak dengan pilot AirAsia pada pukul 06.12 WIB, kata Wisnu, pilot tak melaporkan berapa jarak antara pesawat dengan awan Cumulonimbus. Pilot juga disebut tak melaporkan berapa kecepatan terakhir pesawat. Lima menit kemudian, 06.17 WIB, pesawat sudah hilang dari radar ATC, baik radar di Jakarta, Pangkalan Bun, Pontianak, dan Singapura. "Kami tak bisa berspekulasi pesawat hilang karena cuaca atau bagaimana," kata Wisnu.
Pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura dilaporkan hilang kontak sejak pukul 06.17 WIB, kemarin, Ahad, 28 Desember 2014. Lokasi terakhir QZ 8501 hilang kontak berada di sekitar Tanjungpandan, Belitung. Pesawat itu membawa 155 penumpang, dua pilot, dan lima kru.
Pencarian telah dilakukan sejak kemarin, Ahad, 28 Desember 2014, di bawah koordinasi Badan SAR Nasional. Sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Australia juga membantu operasi pencarian. Namun hingga sekarang, pesawat belum ditemukan.
KHAIRUL ANAM
Terpopuler
Lima Teori Hilangnya Pesawat AirAsia
Tak Baca Email, 10 Penumpang AirAsia Batal Terbang
Pelaut Ini Mengaku Lihat Pesawat Mirip AirAsia
AirAsia Hilang, Nelayan Ini Dengar Ledakan di Belitung
Rumor AirAsia Ditemukan, Apa Kata Angkasa Pura I?