TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Suryo Bambang Sulisto menyatakan siap membantu revitalisasi industri pangan Indonesia. Hal ini sebagai bentuk dukungan mereka untuk program swasembada ketahanan pangan pemerintah tahun depan. "Seperti kita ketahui, mesin-mesin industri, kan, sudah jadul, jadi biaya produksinya mahal," kata Suryo di Hotel Pullman Central Park pada Senin, 8 Desember 2014.
Salah satu industri yang terkena pengaruh mahalnya biaya ini adalah gula. Pemerintah membuka kembali 2,8 juta kilogram impor gula rafinasi pada semester kedua tahun 2014. Keputusan ini sangat disayangkan petani gula. Sebab, hingga November lalu, masih tersisa hingga 5 juta ton stok gula lokal di gudang. (Baca: Kadin Minta Jatah, JK: Sudah, Kan?)
Menurut Suryo, kebanyakan pedagang ogah menjual gula lokal karena biayanya lebih tinggi ketimbang gula impor. Mesin yang kurang canggih, selain sulit dan lama, juga membutuhkan biaya tinggi dalam proses pengolahan gula. Untuk itu, Kadin bersiap membantu pembiayaan revitalisasi mesin-mesin industri gula dan lain-lain.
Selain kesiapan pangan, pada rapat pimpinan nasional 2014, Kadin akan membahas beberapa poin lain. Poin tersebut antara lain bagaimana membangun identitas Indonesia sebagai negara maritim; memanfaatkan realokasi subsidi BBM pada bidang infrastruktur; dan perubahan arah kebijaksanaan fiskal yang dapat mengatasi kesenjangan antar-pendapatan dan antarwilayah. (Baca: Empat Kebijakan Jokowi untuk Industri Kreatif)
URSULA FLORENE SONIA
Terpopuler:
Jokowi Tolak Sahkan Golkar Kubu Ical dan Agung
Christine Hakim: Ibarat di Film, Ahok Peran Utama
Golkar Hengkang dari Koalisi Prabowo
Munas Golkar di Ancol, Kubu Ical: Hentikan!
Faisal Basri Segera 'Telanjangi' Petral